Santorini, Yunani, merupakan salah satu destinasi wisata paling terkenal di dunia, terkenal dengan pemandangan kaldera yang menakjubkan, bangunan berwarna putih khas, serta matahari terbenam yang memukau. Namun, di balik pesonanya, Santorini menghadapi berbagai risiko yang dapat berdampak pada keberlanjutan pariwisata. Artikel ini akan mengkaji manajemen risiko dalam pengelolaan destinasi wisata di Santorini, dengan fokus pada risiko ketidakseimbangan ekologi, over-tourism, dan ancaman perubahan iklim.
Risiko dalam Pariwisata Santorini
1. Over-Tourism
Santorini menghadapi tekanan besar akibat jumlah wisatawan yang berlebihan. Berdasarkan data sebelum pandemi, pulau ini menerima lebih dari dua juta wisatawan per tahun, sementara jumlah penduduk tetapnya hanya sekitar 15.000 orang. Over-tourism menyebabkan tekanan pada infrastruktur, peningkatan harga properti, dan menurunnya kualitas hidup penduduk lokal.
2. Ketidakseimbangan Ekologi
Lonjakan jumlah wisatawan berkontribusi pada peningkatan limbah, polusi udara, dan eksploitasi sumber daya air yang terbatas. Santorini adalah pulau vulkanik yang memiliki pasokan air terbatas, sehingga ketergantungan pada desalinasi air laut semakin meningkat.
3. Perubahan Iklim
Santorini menghadapi ancaman kenaikan permukaan air laut serta peningkatan suhu yang dapat berdampak pada stabilitas ekosistemnya. Selain itu, curah hujan yang tidak teratur dapat menyebabkan erosi tanah dan merusak struktur bangunan tradisional di pulau ini.
Strategi Pengelolaan Manajemen Risiko
1. Regulasi Pariwisata Berkelanjutan