Masih ingatkah Anda tentang buku yang Anda baca saat masih kecil? Bisa jadi buku itu adalah buku cerita tentang putri, atau dongeng-dongeng klasik yang terkenal dari penulis ternama seperti Hans Christian Andersen atau Grimm Bersaudara. Atau mungkin Anda suka membaca komik Jepang untuk anak-anak seperti Doraemon. Namun, tahukah Anda tentang buku anak-anak yang ditulis oleh Kate DiCamillo?
Kate DiCamillo adalah seorang penulis buku anak-anak asal Amerika yang telah menyabet berbagai penghargaan. Beliau ditunjuk untuk menjadi US National Ambassador for Young People's Literature untuk periode 2014-2015. Penulis yang memiiki nama asli Katrina Elizabeth DiCamillo ini memenangkan Newberry Medal di tahun 2004 dan 2014, Josette Frank Award di tahun 2000, dan Boston-Globe Horn Book Award di tahun 2006. Kali ini, saya akan membahas karya beliau yang berjudul The Miraculous Journey of Edward Tulane.
The Miraculous Journey of Edward Tulaneadalah karya DiCamillo yang meraih penghargaan Boston-Globe Horn Book Award di tahun 2006. Buku ini bercerita tentang Edward Tulane, sebuah mainan kelinci porselen milik seorang gadis kecil bernama Abilene. Abilene memperlakukan Edward dengan penuh kasih sayang, seakan-akan Edward adalah kelinci sungguhan yang memiliki perasaan seperti manusia.Â
Edward menikmati segala kemewahan yang diberikan kepadanya, namun segala kemewahan itu membuat Edward menjadi sombong. Ia tidak menghargai Abilene dan keluarganya yang telah merawatnya dan menganggap Edward seperti keluarga sendiri. Namun hal tersebut berakhir ketika Edward pergi bersama Abilene dan keluarganya untuk berlibur dengan kapal pesiar.
 Suatu insiden menyebabkan Edward terjatuh ke laut. Edward menghabiskan 267 hari di dasar laut, hingga sebuah badai mengangkatnya dan mendorongnya ke tepi pantai. Seorang nelayan menemukannya dan membawanya pulang ke rumah.
Edward yang telah terpisah dari pemilik aslinya kini menjalani hidup baru dengan nama baru dan baju baru yang diberikan oleh istri sang nelayan. Namun hidup barunya yang nyaman tidak bertahan lama. Ia harus berpisah dengan keluarga sang nelayan dan hidup di jalan bersama pemiliknya yang baru, seorang gelandangan dan anjingnya.Â
Tak cukup sampai disitu, Edward kembali berganti pemilik, yaitu seorang gadis kecil berumur 4 tahun yang mengidap sakit paru-paru beserta kakak laki-lakinya. Selama bertahun-tahun ia berganti pemilik dan berganti kehidupan, Edward belajar banyak tentang mencintai dan menghargai, juga rasa sakit saat kehilangan orang yang dicintai.
Secara garis besar, cerita pengalaman Edward Tulane mirip dengan Do Min Joon, tokoh alien dalam drama tersebut. Mereka sama-sama merasakan banyak kehidupan dengan orang-orang yang berbeda. Mereka harus merasakan perpisahan dengan orang yang mereka cintai, dan pada satu titik mereka memutuskan untuk menutup hatinya agar tidak perlu merasakan sakit.
I have been loved, Edward told the stars.
So? said the stars. What difference does that make when you are all alone now?