Siapa sih yang nggak kangen sama suasana buka bersama tiap tahunnya? Menantikan adzan maghrib sambil bercengkerama dengan teman, mendengarkan kultum, hingga saat yang sangat dinanti-nanti tiba, yakni adzan maghrib. Diawali dengan doa berbuka puasa terlebih dahulu tentunya dan dibatalkan dengan yang manis-manis (kayak kamu contohnya, HAHAHAH!). Memasuki minggu akhir Ramadan, banyak sekali undangan buka bersama dari kanan kiri yang semuanya pengen dihadiri. Nggak salah, bagus malah. Bukankah buka bersama membuat kita kembali mempererat tali silaturahmi setelah lama tak bersua saking sibuknya menghadapi hiruk pikuk kehidupan dunia?
Akan tetapi, tak jarang buka bersama justru menjadi ajang pamer status sosial seperti pekerjaan, pasangan, dan pencapaian. Belum lagi jika buka bersama menjadi ladang untuk ghibah semakin asyik dan adu outfit. Hal-hal seperti inilah yang menjadikan buka bersama bukan lagi momentum menyenangkan, malah bisa menjadi momentum menyebalkan bagi sebagian orang. Lalu, gimana caranya agar buka bersama yang kita adakan dan ikuti menjadi bermakna, tidak menambah dosa, tapi berpahala, sekaligus menjadi kenangan bahagia?
Awali dengan Niat Baik
Kunci agar buka bersama lebih bermakna tentu dimulai dari niat yang baik terlebih dahulu. Niatkan buka bersama sebagai ajang menjalin silaturahmi dengan teman-teman yang dengannya dapat menambah pengetahuan kita. Buka bersama tidak hanya ajang untuk berswafoto dan ikut trend media sosial, namun juga untuk menebar kebaikan. Bagaimana caranya?
Sebelum tiba waktu berbuka, alangkah baiknya bila dimulai dengan rangkaian acara berbagi dengan orang-orang di sekitar terlebih dahulu. Berbagi takjil, berbagi nasi kotak, atau berbagi sembako misalnya. Jadi, bukan hanya peserta buka bersama yang bisa merasakan nikmatnya berbuka setelah seharian berpuasa, tapi juga orang-orang di sekitar yang menerima pemberian kita. Bukankah buka bersama akan lebih bermakna jika orang-orang di sekitar kita juga dapat merasakan manfaatnya?
Berbagi tidak hanya menyenangkan bagi yang menerima, namun juga bagi yang memberi seperti halnya yang termuat dalam lagu berjudul sedekah karya Opick yang liriknya berbunyi:
Alangkah indah orang bersedekah
Dekat dengan Allah, dekat dengan surga
Takkan berkurang harta yang sedekah
Akan bertambah, akan bertambah
Buka Bersama, Menambah Pahala
Buka bersama memang identik dengan acara untuk berhura-hura (bersenang-senang) bersua dengan teman lama, alumni, teman nongki, atau bahkan doi. Rasa-rasanya, buka bersama selalu happy. Tapi, akan lebih baik jika hura-hura tadi diselipkan dengan ceramah singkat sembari menunggu waktu berbuka. Jangan kira semua yang namanya ceramah itu membosankan, bikin ngantuk, kuno, bukan anak muda banget deh pokoknya!
Eits, jangan salah. Kita bisa banget cari penceramah atau mungkin dari kalangan teman sendiri yang mahir menyampaikan dakwah yang tidak menggurui (misalnya Ustadz Hanan Attaki) tanpa rasa bosan berlebihan. Justru jika yang berceramah teman sendiri, materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan tidak merasa digurui. Tapi lebih kayak ngobrol bareng. Iya, kan? Buka bersama yang diadakan tidak sekadar momentum bertemu teman, namun juga menambah wawasan keagamaan.
Lupakan "Gengsi"
Nah, tips agar buka bersama lebih bermakna lainnya adalah dengan cara pesan makanan dan minuman sewajarnya, tidak perlu "lapar mata" pesan semua menu yang ada, atau bahkan pesan makanan dan minuman yang paling mahal demi menjaga harga diri di hadapan teman-teman. Ingat, Kawan. Buka bersama bukan perkara memamerkan status kita, ya? Kita semua mengadakan buka bersama dengan tujuan utama membatalkan puasa. Berbuka untuk makan nasi, bukan makan gengsi. Sesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing agar buka bersama tidak menjadi acara yang "beban" dan bikin nambah dosa. Jangan pula lupakan doa berbuka puasa, ya! Selain karena adab menghormati makanan, masih ingat kan bahwa doanya orang yang berpuasa adalah doa yang paling mudah untuk dikabulkan? Jadi, jangan sampai kelewatan berdoa, ya.
Jika sudah selesai berbuka, maka segera tunaikan sholat maghrib terlebih dahulu. Meskipun sedang di luar rumah, kewajiban untuk sholat tidak akan gugur begitu saja kan? Jangan sampai karena keasyikan ngobrol sama teman, malah membuat kita melupakan tujuan hidup manusia di dunia; untuk beribadah. Tidak elok rasanya ketika kita berpuasa dan ikut buka bersama, tapi malah meninggalkan sholat tanpa merasa berdosa. Kalau sudah begitu, lalu apa pula makna esensi puasa? Bukankah kita diperintahkan berpuasa agar semakin bertakwa sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an  Surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!