Mohon tunggu...
Najwa Aulia
Najwa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang tertarik dibidang multimedia

Selanjutnya

Tutup

Film

Tonton Kisah Cinta Oki Rengga dan Beby Tsabina di Drama Komedi Terbaru di 2025 "Jadi Tuh Barang"

25 September 2025   08:22 Diperbarui: 25 September 2025   08:22 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

"Jadi Tuh Barang" disutradarai oleh Kemal Palevi, diproduseri Komik Pictures / eKomik Pictures, tayang pada 18 September 2025 di bioskop Indonesia. Cerita berfokus pada tiga sahabat: Bonar (Oki Rengga), Awang (Dicky Difie), dan Wongso (Steven Wongso).

Bonar mengalami masa sulit setelah pacarnya, Cantika (Beby Tsabina), memutuskan hubungan karena menganggap dia tidak cukup serius dan tidak berusaha demi masa depan mereka. Awang menghadapi tekanan ekonomi rumah tangga, sementara Wongso tengah dililit masalah investasi.

Di tengah keadaan yang mendesak secara finansial dan emosional, mereka bertiga diberi tawaran unik: menjadi pawang hujan. Mereka awalnya skeptis dan menganggap pekerjaan itu klenik. Namun, dorongan kebutuhan membuat mereka menerimanya. Bonar berharap pekerjaan ini akan membantu dia untuk melamar Cantika dan mendapatkan restu dari ibu Cantika (diperankan oleh Nurul Arifin).

Untuk mempersiapkan tugas baru sebagai pawang hujan, Bonar belajar dari seorang tokoh sakti / dukun nyentrik bernama Ki Rengga (Arief Didu). Konflik muncul karena ada Arnold (Ge Pamungkas), sosok yang lebih mapan, yang sudah memperoleh restu dari ibu Cantika terlebih dahulu, sehingga Bonar harus bersaing untuk membuktikan dirinya lebih layak.

Cerita menggabungkan komedi absurd, situasi sehari-hari yang banyak ditemui generasi muda, dan sedikit romansa dan konflik keluarga. Kelebihan dari film ini adalah karena adanya humor yang nyambung dan situasional, banyak review menyebut bahwa humor di film ini terasa "ngena" karena diangkat dari situasi yang akrab, bukan hanya sketsa konyol semata. Dan film ini tidak hanya untuk ketawa tetapi ada unsur romantis, ambisi, ekonomi, harapan, konflik cinta & restu orang tua yang menjadi latar. Komedi dipakai juga sebagai medium untuk menyentuh hal-hal nyata yang dihadapi banyak orang.

Kelemahan dari film ini adalah tantangan dalam menjaga keseimbangan nada, dengan gabungan komedi, drama, romansa, dan kritik sosial ada risiko bahwa beberapa bagian bisa terasa klise atau terlalu ringan ketika harus menyentuh sisi emosional. Penonton yang mengharapkan kedalaman mungkin merasa bagian konflik atau karakter samping kurang digali.

Kalau kamu suka film-film dengan humor, romansa, dan sedikit absurd, ini bisa jadi pilihan yang menghibur. Tapi kalau kamu lebih suka film dramatis berat atau karakter kompleks mendalam, mungkin sebagian aspek film ini terasa kurang mendalam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun