Mohon tunggu...
Naina haniyyah Rezza
Naina haniyyah Rezza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Coping Mechanism Pada Mahasiswa Salah Jurusan

17 Juli 2022   11:28 Diperbarui: 17 Juli 2022   11:36 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu bentuk permasalahan yang sering ditemukan pada saat remaja adalah rasa kebimbangan dan kecemasan untuk memilih jurusan kuliah yang akan diambil. Remaja menjumpai kebimbangan untuk memutuskan pilihan jurusan yang akan diambil karena ada berbagai macam jurusan yang ditawarkan oleh perguruan tinggi dengan minat ilmu yang berbeda pada setiap jurusan. Hal ini yang menyebabkan beberapa calon mahasiswa memilih jurusan yang tidak selaras dengan minatnya. Pemilihan jurusan tentu bukan hal yang remeh karena jurusan yang dipilih akan menentukan pekerjaan dan karir di masa depan. Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk memilih jurusan di perguruan tinggi, yaitu; kemampuan, bakat, minat serta kepribadian.

Salah jurusan perkuliahan ternyata termasuk salah satu masalah yang cukup sering dijumpai pada mahasiswa di Indonesia. Bahkan menurut ahli observasi anak Andri Fajrua mengungkapkan 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Ia mengatakan hal tersebut berdasarkan dengan pernyataan Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF) Irene Guntur yang menyatakan ada sebesar 87 persen mahasiswa di Indonesia yang salah jurusan. Hal ini bisa muncul disebabkan kurangnya kesadaran para calon mahasiswa akan potensi, minat, serta karakteristik diri mereka sendiri. Ada juga faktor yang menimbulkan mahasiswa bisa salah mengambil jurusan, contohnya seperti dorongan dari orang tua, mengikuti tren atau karena beberapa jurusan dianggap memiliki prospek kerja yang lebih menjanjikan serta karena ketidakpahaman akan minat dan bakat dalam diri sendiri.

Mahasiswa yang memilih jurusan yang tidak selaras dengan kemampuan atau minatnya akan merasa tidak nyaman untuk berkuliah, bahkan tidak sedikit mahasiswa yang memiliki keinginan untuk keluar dari jurusan mereka kemudian kembali mengikuti tes masuk perguruan tinggi, tetapi tidak sedikit juga mahasiswa yang memilih untuk bertahan pada jurusan atau program studi yang sedang dijalaninya.

Coping mechanism atau mekanisme koping yang bisa juga disebut sebagai coping strategy bisa didefinisikan sebagai perilaku yang dilakukan individu untuk mengatasi suatu masalah. Perilaku menangani masalah adalah kecenderungan respon yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi stressor yang bisa memunculkan stress, caranya adalah dengan menghindari, menjauhi, dan mengurangi stres serta mencari dukungan sosial. Coping mechanism terbagi menjadi dua strategi coping yaitu yang pertama adalah coping yang berpusat pada masalah (problem focused coping) dan juga coping yang berpusat pada emosi (emotional focused coping). Penyelesaian masalah pada kedua jenis coping tersebut juga berbeda, mereka dibedakan seperti berikut:

1. Problem focused coping, adalah respon atau perilaku yang dilakukan untuk menangani masalah yang berpusat pada masalah dengan cara mengubah, mengurangi atau menghilangkan masalah yang sedang dihadapinya.

2. Emotional Focused Coping, adalah bentuk perilaku atau respon yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang berpusat pada emosi dengan cara mengalihkan fokus serta perhatian dari sumber masalah.

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Intani & Surjaningrum (2010) dapat diambil kesimpulan bahwa ada empat tahapan dalam proses coping mechanism pada mahasiswa salah jurusan:

1. Proses munculnya konflik
Individu mengalami suatu masalah yang dapat menimbulkan stres, selanjutnya Individu akan mengalami konflik dalam dirinya.

2. Episode coping
Episode coping terdiri dari tujuan coping, respon coping dan hasil coping. Beberapa penemuan tujuan baru yang muncul dalam penelitian ini di luar teori adalah tujuan untuk mendewasakan diri, dan meningkatkan ketahanan diri untuk menghadapi masalah dalam kehidupan.

3. Proses terbentuknya coping strategy
Berdasarkan paparan diatas, coping diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu problem focused coping dan juga emotional focused coping.

4. Proses terbentuknya insight
Pada proses terbentuknya problem focused coping, didahului oleh sebuah proses berpikir yang menghasilkan insight. Proses tersebut diawali dengan pertanyaan subyek terhadap makna atau nilai penting dari jurusannya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, subyek mencari informasi dari berbagai sumber. Baik melalui proses wawancara, observasi, maupun media cetak dan elektronik. Subyek lalu melakukan analisis terhadap semua informasi yang didapatkan, hingga menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan insight baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun