Mahasiswa KKN Tematik STIA Pembangunan Jember Kelompok Moh.Hatta yang berlokasi di Desa Jenggawah mengadakan program sosialisasi di SMP PGRI Jenggawah sebagai bagian dari program KKN untuk meminimalisir pernikahan usia dini. Program ini menyasar remaja-remaja yang rentan terjadinya pernikahan dini, baik disebabkan oleh budaya setempat maupun yang disebabkan oleh "kecelakaan". Tujuan dari program ini adalah untuk mengedukasi remaja-remaja usia berkisar 14-18 tahun tentang bahaya dan dampak buruk dari pernikahan dini, serta untuk memperkuat akses pendidikan dan kesehatan bagi remaja. Pernikahan dini merupakan masalah bersama yang sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Pak Ali selaku penghulu di Desa Jenggawah mengatakan jumlah pernikahan dini oleh remaja belia di Desa Jenggawah pada tahun 2024 sebanyak 10 pasangan. Beliau juga mengatakan pernikahan anak-anak di bawah usia ini terjadi karena beberapa faktor seperti tekanan ekonomi, tradisi budaya, atau kurangnya akses pendidikan. "Tahun 2024 ini di Desa Jenggawah sudah sekitar 10 pasangan dari bulan Januari sampai Oktober 2024 yang menikah usia dini, usianya masih muda, lulus sekolah dasar terus menikah. Ada yang menikah karena sudah dijodohkan sama orang tua atau yang menikah karena "kecelakaan". Kami sudah menghimbau untuk tidak dilakukan pernikahan dini, tapi kondisinya tidak memungkinkan," tutur Pak Ali.
Dampak kesehatan, sosial, budaya, dan psikologis dari pernikahan dini merupakan salah satu topik yang dibahas dalam sesi sosialisasi yang diusung oleh mahasiswa KKNT Desa Jenggawah. Mahasiswa juga membahas bagaimana pernikahan dini dapat mengganggu pendidikan dan masa depan remaja. Sosialisasi dimulai dengan penjelasan tentang resiko dan dampak kesehatan dari pernikahan usia dini, termasuk kemungkinan risiko kehamilan tidak sehat yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Lebih lanjut, ditekankan bahwa remaja yang menikah tanpa perencanaan yang matang dapat mengalami dampak psikologis seperti ketidakstabilan emosi dan tekanan mental. Para siswa-siswi SMP PGRI Jenggawah bersama mahasiswa KKN Tematik dan Ibu Dosen STIA Pembangunan Jember, Ibu Achadiyah Prabawati juga mendiskusikan bagaimana pernikahan dini sering kali mempengaruhi keberlanjutan pendidikan dan perubahan ekonomi yang signifikan.
Para siswa berkesempatan untuk berpartisipasi dalam percakapan interaktif, mengekspresikan pemikiran mereka, dan mengajukan pertanyaan mengenai bahaya pernikahan usia dini serta bagaimana bereaksi terhadap keadaan sosial di lingkungan mereka. Diharapkan dengan menggunakan metode seperti ini, para siswa akan merasa lebih didengar, lebih terbuka, dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan mengenai masa depan mereka.
Program sosialisasi ini diakhiri dengan pesan dari mahasiswa KKNT Desa Jenggawah tentang pentingnya pendidikan dan pemahaman akan bahaya pernikahan dini dan dampak perekonomian yang terjadi akibat pernikahan dini. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi angka pernikahan dini di lingkungan sekolah dan di Desa Jenggawah, sekaligus menginspirasi siswa-siswi SMP PGRI Jenggawah untuk lebih menghargai pendidikan mereka, alih-alih melakukan pernikahan usia dini, baik sengaja maupun tidak disengaja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI