Mohon tunggu...
Nailun 123
Nailun 123 Mohon Tunggu... Mahasiswa - 2108096098

Prodi Teknologi Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Warga Negara yang Baik Dalam Perspektif Islam

28 November 2021   13:00 Diperbarui: 28 November 2021   13:00 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Warga negara merupakan anggota yang berasal dari suatu negara. Istilah warga negara sering di dengar seperti rakyat dan penduduk. Warga negara adalah orang- orang yang menganut hukum dari sebuah negara, jadi seluruh negara memiliki hubungan dengan negaranya dan kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan timbal balik.

Dalam negara Islam terdapat 2 macam kewarganegaraan yaitu warga negara muslim dan warga negara non muslim. Dalam hubungan dengan masyarakat non muslim, Islam mengajarkan untuk toleransi, yaitu menghormati keyakinan umat lain tanpa berusaha memaksakan keyakinan kita kepada mereka. Warga negara yang baik pasti punya hubungan yang baik dan harmonis dengan Tuhannya yang ditunjukkan oleh sikap ketakwaannya dan sikap beriman.

Sebagai agama dengan ajaran yang sifatnya universal, Islam menekankan nilai- nilai kemanusiaan dan prinsip- prinsip moral. Moral dalam Islam memperkuat hubungan antar anggota masyarakat, mempersatukan perasaan yang termasuk dalam kebijakan universal dan mempersatukan kaidah- kaidah yang di perlukan bagi kehidupan kolektif.

Warga negara yang baik dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
1.)Taat dan patuh dengan pemerintah atau pemimpin dalam hal kebaikan

Dari 'Ali r.a.:Rasulullah SAW mengutus pasukan tentara yang di percayakan pada seorang laki- laki. Kemudian komandannya memberi perintah untuk membuat api unggun. Dan setelah menyala, ia berkata pada anak buahnya "Masuklah kalian ke dalam api itu." Terdapat beberapa anak buahnya yang masuk ke dalam api itu tetapi sebagian ada yang berkata "Sesungguhnya, kita telah lari dari api (tidak perlu mematuhi perintah komandan)." Rasulullah mengetahui peristiwa ini dan bersabda "Andai kamu masuk ke dalam api itu kamu akan berada di dalamnya sampai hari kiamat." Rasulullah memberi pujian kepada kelompok yang tidak mematuhi perintah komandannya, beliau bersabda "Tidak boleh taat dalam hal maksiat kepada Allah. Sesungguhnya ketaatan hanya dalam hal kebaikan." (HR.Muslim)

2.)Durhaka kepada pemerintahan Islam, sama dengan durhaka kepada Rasulullah

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad SAW : Bersabda "Barang siapa yang mematuhiku, maka sama halnya mematuhi Allah. Barang siapa yang durhaka padaku, maka sama halnya durhaka kepada Allah. Dan barang siapa yang mendurhakai pemerintahanku, berarti mendurhakaiku." (HR.Muslim)

3.)Taat dan patuh pada negara dan pemimpin yang bertaqwa.

Dari Yahya bin Husain: Saya pernah mendengar nenekku berkata, "Aku pergi naik haji bersama Rasulullah SAW saat haji wada'. Rasulullah SAW berpidato panjang lebar, antara lain sabdanya "Andaikan kalian diperintahkan oleh seorang budak kudung, yang memerintahkan kamu dengan Kitabullah Ta'ala, kamu wajib patuh dan setia kepadanya." (HR.Muslim)

4.)Tidak patuh terhadap pemimpin atau pemerintah dalam hal kemaksiatan.

Dari Ibn Umar r.a. dari Nabi Muhammad SAW: berasabda "Setiap orang muslim wajib patuh dan setia kepada pemimpinnya, dalam hal yang disukai maupun hal yang tidak disukai, kecuali dia mendapat perintah untuk mrlakukan hal yang berhubungan dengan maksiat. Jika diperintahkan untuk melakukan maksiat, dia tidak boleh patuh dan taat kepadanya." (HR.Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun