Mohon tunggu...
Naili zulfah
Naili zulfah Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga.

Seorang ibu Rumah Tangga yang hobi membaca segala yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sawang Sinawang

28 Juli 2023   05:42 Diperbarui: 28 Juli 2023   05:48 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Belasan tahun lalu, pernah silaturahmi bersama kolega ke seseorang yang ternyata kebetulan, berprofesi Psikolog yang memiliki banyak pasien. Rumahnya berlokasi di kota besar dan bangunannya sangat mewah, dan pastinya mengundang decak kagum siapapun yang melihatnya. Ditambah lagi pembawaan beliau yang sangat "Wise". Setiap kalimat yang keluar dari beliau terasa sangat menyejukkan hati dan pikiran. 

Saat akan pulang, bertemu dengan ART di rumah tsb. Dari ART tsb akhirnya terkuak bahwa rumah tsb ternyata bukan rumah Sang Psikolog. Tapi saudaranya, karena beliau sedang ada masalah Rumah Tangganya yang sangat pelik. Sungguh diluar dugaan. Padahal tadinya pembawaannya sangat tenang, ternyata memiliki masalah yg amat berat.

 Maka semakin kagumlah saya pada beliau, meski memiliki masalah yang sangat berat bagi orang lain, ternyata beliau mampu menjadikannya sebagai sesuatu "yang kecil", dan tak ditampakkan pada orang lain. 

Dan disitu baru menyadari, ungkapan Sawang Sinawang sesungguhnya. Bahwa terkadang kita melihat hidup orang lain itu lebih enak. Terkadang ada rasa bahwa orang lain tidak pernah merasakan jatuh, perih, berdarah seperti kita. Padahal setiap orang pasti memiliki Titik Paling rendahnya masing-masing. Padahal setiap orang pasti memiliki warna kelabunya masing-masing. Dan pastinya setiap orang memiliki air matanya masing-masing. Tapi nyatanya hal tsb sering terlupakan. Bahkan selalu menjadi titik Amnesia setiap manusia. 

Dan yang membedakan satu orang dengan yang lain adalah : Cara merespon masalah, Rasa Syukur dan Keridloan menerima segala bentuk ujian. Baik berupa ujian yang buruk bahkan yang tampak baik sekalipun. Al-Qur'an sering kali mengingatkan tentang perkara Ujian ini. Bahwa Ujian itu bisa berupa apapun, baik harta atau Jiwa sekalipun : 

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ (البقرة 155)

Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Nah, begitu juga dengan tokoh sentral kisah kita ini, yang seorang Psikolog. Dimana seorang psikolog identik dikenal memiliki kesabaran dan kemampuan mengolah dan menemukan solusi sebuah masalah, tapi ternyata juga memiliki masalah yang tak kalah wah. 

Apa yang diceritakan ART tsb semakin meyakinkan, saat berpamitan pulang saya sempat melihat "beliau" termenung sendiri saat kami semua beranjak pergi. Maka tanpa kita sadari. Setiap kita adalah "dokter dan pasien" untuk sesama kita. Di satu waktu kita mungkin menjadi "dokter" untuk orang lain yang memiliki masalah. Tapi di saat lain justru kita menjadi pasien bagi orang lain. 

Mari kita tutup tulisan ini dengan sebuah hadis Kaitannya Ujian dan Pahala. 

عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: "إن عِظَمَ الجزاءِ مع عِظَمِ البلاءِ، وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رَضِيَ فله الرِضا، ومن سَخِطَ فله السُّخْطُ".  
[صحيح] - [رواه الترمذي وابن ماجه]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun