Mohon tunggu...
naila safitri
naila safitri Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesona Korea; Ketika Budaya, Masyarakat, Drama, dan Makanan Menyatukan Dunia

6 Oktober 2025   14:34 Diperbarui: 6 Oktober 2025   14:33 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea merupakan salah satu negara di Asia Timur yang berhasil menarik perhatian dunia, tidak hanya karena kemajuan teknologinya, tetapi juga karena kekayaan budaya dan karakter masyarakatnya yang khas. Dalam beberapa dekade terakhir, Korea khususnya Korea Selatan berhasil mengubah citranya dari negara yang sempat porak-poranda akibat perang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan budaya terbesar di dunia. Menurut pandangan saya, keunggulan Korea tidak hanya terletak pada kemajuan materialnya, tetapi juga pada kemampuan bangsa ini menjaga dan mengekspresikan identitas budayanya di tengah arus globalisasi.

Budaya Korea memiliki akar yang sangat kuat dan masih terpelihara hingga kini. Nilai-nilai tradisional seperti kesopanan, penghormatan terhadap orang tua, dan semangat kebersamaan merupakan warisan dari ajaran Konfusianisme yang masih melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satu wujud nyata dari budaya tersebut adalah kebiasaan bowing atau membungkuk ketika menyapa sebagai bentuk penghormatan. Selain itu, pakaian tradisional hanbok masih dikenakan dalam acara penting seperti pernikahan atau hari besar nasional. Walaupun masyarakat Korea kini hidup di tengah modernitas yang sangat maju, mereka tetap berusaha menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemajuan. Dalam pandangan saya, kemampuan untuk mempertahankan nilai-nilai lama tanpa menolak inovasi baru merupakan kunci harmoni sosial di Korea.

Masyarakat Korea dikenal sebagai masyarakat yang disiplin, pekerja keras, dan sangat menghargai waktu. Etos kerja yang tinggi ini terbentuk karena sistem pendidikan yang kompetitif dan budaya "pali-pali", yaitu kebiasaan untuk melakukan segala sesuatu dengan cepat dan tepat. Nilai ini memang memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan ekonomi Korea, namun di sisi lain juga menimbulkan tekanan sosial yang cukup besar, terutama di kalangan remaja dan pekerja muda. Meski begitu, karakter masyarakat Korea yang penuh semangat, pantang menyerah, dan menjunjung tinggi kebersamaan tetap menjadi ciri khas yang membuat mereka mampu menghadapi berbagai tantangan. Dalam kehidupan sosial, masyarakat Korea masih menjunjung tinggi nilai keluarga dan solidaritas antar warga, yang mencerminkan keseimbangan antara individualitas dan kolektivitas.

Salah satu fenomena yang paling menarik dari Korea adalah perkembangan industri hiburannya, terutama drama televisi atau yang dikenal dengan K-Drama atau biasanya yang sering di sebut Drakor. Drama Korea kini telah menjadi bagian dari budaya global, menciptakan gelombang budaya populer Melalui drama, dunia diperkenalkan pada kehidupan, nilai moral, serta keindahan budaya Korea. Kisah yang emosional, sinematografi yang indah, serta pesan-pesan kemanusiaan yang kuat membuat K-Drama digemari di berbagai negara, termasuk Indonesia apa lagi para remaja. Saya berpendapat bahwa K-Drama bukan hanya bentuk hiburan, tetapi juga alat diplomasi budaya yang sangat efektif. Melalui media hiburan, Korea berhasil membangun citra positif di mata dunia dan memperkenalkan nilai-nilai budayanya tanpa harus melalui cara politik atau ekonomi yang kaku.

Selain budaya dan hiburan, makanan juga menjadi bagian penting dari identitas Korea. Kuliner Korea terkenal dengan cita rasa yang khas dan menyehatkan. Hidangan seperti kimchi, bibimbap, bulgogi, ramyeon, dan tteokbokki kini telah dikenal luas di berbagai belahan dunia. Ciri khas makanan Korea adalah keseimbangan antara rasa pedas, asin, dan asam, serta penggunaan bahan-bahan fermentasi yang baik untuk kesehatan. Lebih dari sekadar kebutuhan fisik, makan bagi masyarakat Korea adalah sarana kebersamaan. Tradisi makan bersama di satu meja besar dengan berbagai lauk kecil (banchan) menunjukkan nilai kekeluargaan yang sangat kuat. Menurut saya, keunikan kuliner Korea bukan hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada makna sosial yang terkandung di dalamnya sebuah ekspresi dari kehangatan dan kebersamaan.

Keberhasilan Korea dalam memadukan budaya tradisional dan modernitas patut dijadikan contoh bagi negara lain. Mereka mampu menjadikan budaya sebagai kekuatan ekonomi dan diplomasi, tanpa kehilangan jati diri. Perkembangan drama dan musik Korea tidak hanya membawa keuntungan finansial, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai moral seperti kerja keras, kasih sayang, dan kejujuran. Begitu pula dengan kuliner mereka yang tidak sekadar menjadi tren, tetapi juga media pelestarian identitas nasional. Dalam pandangan saya, keberhasilan Korea menunjukkan bahwa kemajuan sejati bukan hanya soal teknologi atau kekuatan ekonomi, melainkan juga tentang kemampuan menjaga akar budaya di tengah perubahan zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun