Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Yakin Ingin Jadi Psikolog?

28 Oktober 2017   01:01 Diperbarui: 7 April 2022   12:34 36124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Konseling / www.cpcab.co.uk

Seringkali bila saya ngobrol dengan orang-orang, pada akhir pembicaraan mereka berkata, "Dulu saya punya cita-cita masuk Fakultas Psikologi, tapi...". Ada banyak dalih di sana yang intinya membuat mereka tidak jadi masuk ke fakultas impiannya. "Saya senang lho belajar tentang manusia, kepribadian, dan menolong orang", kelanjutan kalimatnya. Ya sih, memang menyenangkan -tampaknya- menjadi psikolog. Belajar tentang perilaku manusia, kepribadian, masalah orang lain, membantu orang menyelesaikan persoalannya, dan sebagainya. Sekaligus "rawat jalan", siapa tahu diri sendiri tersembuhkan lewat kuliah selama 3.5 tahun.. hehe.. 

Profesi psikolog baru mulai menarik minat pada era tahun 2000an. Sebelumnya masyarakat hanya kenal psikiater. Pokoknya kalau ada masalah gangguan jiwa ya dibawa ke dokter. Bahkan dulu psikiater pun tidak populer. Lebih populer dokter saraf. Karena memang cikal bakal pendidikannya di sana. Tapi tulisan ini bukan hendak mengulas sejarah profesi psikologi. Panjang banget.. Kami belajar sejarah itu 1 matakuliah @2 sks. 

Peminat jurusan psikologi makin lama makin meningkat. Dari jumlah mahasiswa yang saya temui di institusi tempat saya mengajar, jumlahnya selalu naik tiap tahun. Begitu pula di fakultas-fakultas psikologi lainnya. Daaaannn.. anak saya pun ingin masuk jurusan psikologi! Whhuaaa.. Adik dan ipar saya lulusan fakultas psikologi. Kelihatannya kami bisa meniru tradisi keluarga dokter yang turun temurun berprofesi dokter. 

Namun pada kenyataannya, dalam kelas-kelas yang saya ampu, tidak semua mahasiswa ingin menjadi psikolog. Lho? Iyaa.. Saya pun kaget.. ngiikk.. ngiik.. Kuliah susah, bayar mahal, eh tidak ingin memiliki gelar psikolog. Memang sih, lulusan S1 Psikologi tidak otomatis menjadi Psikolog. Ada jenjang pendidikan S2 Profesi yang ditempuh untuk mendapatkan gelar profesi: Psikolog. Mengapa mereka tidak tertarik melanjutkan pendidikan ke jenjang profesi? Alasan biaya tidak termasuk ya. 

Dari beberapa hasil tanya jawab, rata-rata mereka mengatakan tidak siap karena tidak sesuai dengan harapan mereka. Mereka mengira kuliah di fakultas psikologi itu gampang. Belajar kepribadian, ketemu orang dalam waktu 5 menit bisa meramalkan masa depan orangnya, lalu memberikan nasihat dan hidup orang itu berubah. Emang ketok magic? 

Mana bisa begitu.. Kenyataan yang dihadapi adalah ada matakuliah statistik (yang bikin kalut para pembenci matematika), ada matakuliah biopsikologi (mirip pelajaran biologi waktu SMA, dengan tambahan materi tentang otak-saraf-neurotransmitter-sistem endokrin-dan sebagainya), dan juga ada matakuliah psikometri (itu lho yang ngotak atik skala untuk bikin alat tes). Ufff.. Belum lagi matakuliah praktek lainnya. Mabok dah! 

Materi Biopsikologi / www.slideshare.net
Materi Biopsikologi / www.slideshare.net
Selain itu ditambah lagi "tuntutan" kematangan pribadi. Perlu diingat, tidak ada orang yang sempurna 100%. Psikolog pun begitu, tidak ada yang kualitas super tanpa cela. Hanya saja sosok Psikolog diharapkan lebih stabil, jujur pada diri sendiri, mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik, dan tentu saja.. sehat mental.. hehe.. Nah tidak semua mampu berhadapan dengan dirinya sendiri. Beberapa kualitas pribadi yang perlu dimiliki (atau dilatih untuk dimiliki kalau saat ini belum optimal) adalah:
  • Mencintai kehidupan. Individu yang mencintai kehidupan akan terus mencari cara memperbaiki dirinya. Meningkatkan kualitas hidupnya dan juga berhasrat untuk menularkan rasa cinta ini pada orang lain, antara lain pada kliennya. Mereka akan berpihak pada kehidupan, bukan berkehendak untuk memusnahkannya. Tidak heran bila Anda bertemu psikolog, mereka senang sekali bicara tentang bagaimana menjadi orangtua yang baik, terlibat dalam proyek anak-anak jalanan, bergabung dalam gerakan kemanusiaan, aktif dalam peristiwa bencana, menentang kekerasan terhadap anak & perempuan, aktif memberikan penyuluhan-seminar-pelatihan, dan sebagainya. Rasa cinta pada kehidupan merupakan ciri utama dari psikolog. Anda mengenalinya? Mahasiswa yang tidak memiliki hal ini biasanya juga tidak akan bersungguh-sungguh dalam perkuliahan. Mereka berkutat dengan caranya yang destruktif, misalnya : menyakiti diri sendiri, mencoba bunuh diri, tenggelam dalam pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, memelihara sifat buruk, dan sebagainya.
    Parenting adalah wujud rasa mencintai kehidupan / freemasoninformation.com
    Parenting adalah wujud rasa mencintai kehidupan / freemasoninformation.com
  • Senang dan nyaman bergaul dengan orang lain. Karena mereka mencintai kehidupan, mereka nyaman berelasi dengan siapa saja. Mereka tahu kapan dan bagaimana berelasi. Ketrampilan relasi sosialnya makin lama makin meningkat. Karena mereka ingin memahami orang lain sehingga mereka terus menerus mendengarkan orang lain dan belajar meningkatkan ketrampilan relasi sosialnya. Itulah sebabnya hampir semua psikolog "pinter ngomong", populer, dan kelihatannya mudah bergaul. 
  • Ya tidak semua psikolog seperti itu. Ada juga sih yang jutek melulu, atau judesnya di atas rata-rata manusia normal lainnya. Well.. itu mungkin musiman aja. Mungkin mereka sedang punya masalah yang belum bisa mereka selesaikan. Ciri ini bakalan nongol maksimal kalau mereka naik taxi... hahaha.. Mereka bisa ngobrol topik apa saja dengan supir taxi. Kebanyakan sih akhirnya yaaa.. anamnesa.. haha... Oya, satu lagi ciri ini bakalan kelihatan kalau mereka belanja -entah di pasar atau di bakul sayur. Kalau laki-laki biasanya cangkruk bareng di warkop, pojokan pabrik, bangku kayu tukang parkir... sambil rokok'an! Ya nggak?
    Bergaul dengan siapa saja / www.tutebox.com
    Bergaul dengan siapa saja / www.tutebox.com

  • Gemar menyelidiki diri sendiri. Ini hobby tak kentara yang makan waktu. Senang sekali mengamati dirinya sendiri. Bukan narsis lho ya. Tapi mereka pengamat perubahan diri yang aktif. Apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan, lalu direfleksikan. Hasilnya? Ya, kadang-kadang nggak ada sih.. hehe.. Anda jangan berpikir, 'Wah pasti setelah itu ada perubahan perilaku dong?'. 
  • Tidak selalu. Masih jauh jaraknya antara hasil refleksi dan perilaku nyata. Kegemaran ini bisa menghasilkan 2 hal : perubahan atau penguatan ('Okay fixed, aku emang kayak gini orangnya dan aku bangga). Dari mana asalnya hobby ini? Dari proses perkuliahan.. Kami sering diberi tugas oleh dosen untuk membuat kisah hidup kami sendiri. Lalu menganalisanya, dan mengambil kesimpulan kami ini sakit apa.. hahaha.. Eh nggak ding, kami diminta untuk membuat dinamika psikologis atas diri sendiri. 
  • Singkatnya : 'Kamu tuh bisa jadi kayak gitu, gimana ceritanya?'. Lha gimana bisa tidak berkembang baik hobby itu? Ciri ini akan tampak dalam pembicaraan. Mereka cenderung lugas dan terbuka mengenai pikiran, perasaan, dan motif dibalik tindakan mereka. Enteng aja mereka ngomonginnya. Trus mereka senang sekali bertanya ke orang lain apa kelebihan dan kekurangan mereka, "Menurutmu, aku ini orangnya gimana?". Pernah menemukan?
    Hobby Mengamati Diri Sendiri / psychologyatitsfinest.blogspot.com
    Hobby Mengamati Diri Sendiri / psychologyatitsfinest.blogspot.com

  • Senang belajar apa saja. Rata-rata mereka senang belajar apa saja. Bahkan ilmu yang tidak berkaitan dengan psikologi. Dengan menambah wawasan, mereka makin memahami orang-orang di sekelilingnya. Memahami itu bukannya selalu setuju dengan pendapat orang lain. Beda banget. Mereka memahami alasan dibalik perilaku orang-orang dari perspektif ilmu lainnya, memahami bagaimana harus berinteraksi dan juga sebagai bekal dalam mengubah paradigma orang lain. 
  • Misalnya belajar tentang budaya membuat mereka paham mengapa suatu hal dianggap lumrah dalam budaya A, sementara dianggap kasar di budaya lainnya; belajar tentang ekonomi membuat mereka paham tentang prinsip-prinsip ekonomi dan prediksi perilaku manusia terhadapnya; dan sebagainya. Itulah sebabnya orang mengatakan kalau orang psikologi itu "enak diajak ngomong", "nyambung kalo ngobrol", "wawasannya luas" dan terakhir yaitu "enak ya punya pacar anak psikologi itu.." hehehe.. Jadi kalau ada mahasiswa psikologi yang ogah belajar ilmu psikologinya sendiri, apalagi ilmu lain, bisa diramalkan dia nggak minat untuk menjadi psikolog.
    Belajar Apa Saja / https://tea.texas.gov
    Belajar Apa Saja / https://tea.texas.gov

Masih ingin berprofesi sebagai psikolog? 

Latihan dulu mendengarkan cerita orang lain dengan sabar dan konsentrasi minimal 30 menit tanpa menyela, hanya bertanya bila tidak memahami alur ceritanya. Bagus juga kalau ada orang tua di sekitar Anda yang senang menceritakan sesuatu berulang-ulang kali, lalu Anda mendengarkan cerita itu dengan sikap seolah-olah baru mendengar untuk pertama kalinya. 

Latihan kedua adalah jaga rahasia. Ketika mendengarkan teman curhat, berusahalah untuk menjaga rahasia ceritanya. Meskipun rasa ingin menyebarkan sangat tinggi, kemampuan menjaga rahasia sangat dibutuhkan oleh psikolog. Lha kalo gagal gimana? Ya coba lagi sampai berhasil. Gitu aja kok repot.. hehe.. Di mana lagi latihan jaga rahasia alias pengendalian diri? Di media sosial. Usahakan jangan sering-sering curhat tentang diri sendiri di media sosial. Kalau jaga privasi diri sendiri bisa, pasti bisa jaga rahasia orang lain. Ya khan? 

Segini dulu aja. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun