Mohon tunggu...
nafkha nabila
nafkha nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UNAIR

Membaca /berenang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Remaja Memang Menjadi Sasaran dari Industri Rokok?

26 Mei 2022   18:01 Diperbarui: 27 Mei 2022   04:50 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Masa Remaja atau biasa dikenal dengan masa labilnya seseorang karena mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap selanjutnya  sehingga mengalami perubahan baik secara emosi, tuuh, pola perilaku, dan juga masalah-masalah remaja yang pada intinya memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Rasa ingin tahu tersebut bermula dari faktor lingkungan seperti halnya rasa ingin tahu remaja terhadap merokok. Hal ini juga didorong oleh faktor kurangnya informasi, kesalahanan dalam penggunaan teknologi, atau malah karena terbujuk oleh rayuan teman. Masa remaja juga biasanya masih termasuk masa produktifnya jadi banyak kegiatan yang mereka lakukan yang pastinya membuat mereka stress atau kecapekan. Nah, banyak orang yang beranggapan bahwa rokok dapat membuat ketenangan dan menghilangkan stress. Namun hal itu tidak dibenarkan. biasanya hal ini dilakukan karena mereka masih memiliki kondisi yang tidak stabil dan kurangnya penyuluhan tentang bahaya merokok dikalangan sekolah maupun masyarakat.
Merokok  masih menjadi masalah yang sangat sulit untuk dipecahkan. Dari segi kesehatan, merokok sangat membahayakan dan  menyebabkan Kanker arteri yang tersumbat Penyebab darah kematian, yaitu merokok harus dihentikan sebagai upaya cegah sedini mungkin. Remaja menganggap bahwa merokok itu merupakan ciri kejantanan yang membanggakan, sehingga mereka Bahagia dan jika tidak merokok justru malah diejek. Padahal, salah satu indikator keberhasilan pembangunan SDM di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 ialah penurunan prosentase merokok usia 0-18 tahun dari 9,1 menjadi 8,7 pada 2024.
Kebiasaan merokok seolah-olah sudah menjadi budaya bangsa Indonesia. Berawal dari coba-coba dan menunjukkan jati diri remaja itulah, maka lama kelamaan akan menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap suatu kenikmatan perokok tanpa menghiraukan dampaknya. Nah, sebenarnya mereka sudah tau dampak dari merokok tersebut, namun mengapa masih saja dilakukan ? oleh karena itu  perlu pengawasan dan edukasi dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat mengenai hal itu.
Dari studi yang telah dibuktikan bahwasanya pentingnya remaja menjadi pasar potensial. Mereka terpengaruh rokok kebanyakan pengaruh dari iklan, promosi, dan sponsor rokok yang intensif dan massif menyasar anak remaja untuk menjadi perokok pemula. Tercatat  83% anak-anak berusia 1315 melihat iklan tembakau di TV (GYTS 2006), 89% melihat iklan tembakau di papan reklame, dan 76,6% melihat iklan tembakau di media cetak.
Dampak merokok tidak hanya bagi kesehatan saja, namun juga berdampak moral dan perilaku remaja. Seperti kasus yang terjadi di Daerah Jakarta ada foto dimana 2 siswa SMK sedang merokok saat guru yang tengah mengajar dikelas. Hal itu spontan menjadi viral. Hal tersebut tidak diketahui seorang guru yang sedang mengajar bahwa ada siswanya yang merokok. Dari kejadian tersebut sudah Nampak jelas kurangnya adab remaja saat ini yang semena-mena tidak ada rasa menghormati orang yang lebih tua. Kenudian, dampak perilaku lain dari merokok yaitu timbulnya rasa kepercayaan diri yang tinggi pada diri pelajar dalam menunjukkan kepribadian sebagai seorang laki-laki dengan mendekati lawan jenis tanpa adanya rasa malu, lebih meningkatkan konsetrasi dalam mengalami ataupun menghadapi masalah. Kemudian, berdampak juga terhadap masalah pelanggaran dalam pengelolaan ekonomi seperti mencuri uang teman disekolah yang berujung pemanggilan orang tua.
Karakter seseorang bisa diubah atau dibentuk oleh lingkungan sekitar,keluarga, ataupunteman sebaya sendiri. hal yang dapat dilakukan oleh remaja yaitu bersosialisasi untuk mencari jati diri mereka. Bagaimana sih caranya agar remaja bisa perlahan mengehnetikan keiasaan merokok ? Jangan bergaul dengan teman-teman perokok. Pastikan tembakau bukan satu-satunya cara bersosialisasi. Jangan takut untuk mengatakan bahwa Anda bukan perokok. Mintalah informasi lebih lanjut tentang bahaya merokok dan hindari hal-hal yang berhubungan dengan rokok (sponsor, iklan, rambu-rambu, rokok gratis), olahraga, membaca, dan hal-hal positif lainnya seperti hobi yang sehat. Remaja perlu tahu bahwasanya remaja mencapai angka yang cukup tinggi sebagai usia awal mula seseorang menjadi perokok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun