Mohon tunggu...
Nafisha Ivonny RM
Nafisha Ivonny RM Mohon Tunggu... Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga memiliki keahlian editing canva

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Agus Salim Menuju Panitia Sembilan

30 September 2025   19:17 Diperbarui: 30 September 2025   19:17 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profil dan Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak tokoh pahlawan yang menjadi pondasi berdirinya bangsa. Salah satu yang paling unggul adalah Agus Salim. Ia Dikenal sebagai tokoh pandai berdiplomasi dengan berbagai tokoh penting bangsa maupun dunia. Agus Salim lahir di kota Gadang, Kabupaten Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 8 Oktober 1884. Agus Salim merupakan putra dari seorang jaksa Bernama Sultan Moehammad Salim dan Siti Zainab yang merupakan anak dari ke 5 dari 15 bersaudara namun beda ibu, karena Moehammad Salim menikah sebanyak 3 kali.

Agus Salim Mashudul Haq yang memiliki makna "pembela kebenaran." Nama Mashudul Haq adalah pemberian ayahnya, yang terinspirasi dari tokoh utama buku yang ayahnya baca. Ayah Agus Salim adalah seorang kepala jaksa di pengadilan tinggi Riau. Moehammad Salim memiliki pemikiran yang terbuka tentang pendidikan. Baginya, pendidikan adalah hal yang sangat penting. Keluarga Agus Salim adalah keluarga yang tepandang. Karena ayahnya yang bekerja di pemerintahan dengan posisi yang tinggi dan keluarganya juga menjangkau pendidikan yang baik.

Dengan latar belakang keluarga bagus, sangat mudah bagi Moehammad Salim memasukkan Agus Salim di sekolah Eropa, yaitu ELS (Europeese Lagere School) yang umumnya hanya menerima anak dari keluarga Eropa. Selanjutnya, Agus Salim juga berkesempatan belajar di HBS (Hogere Burger School). Sekolah lanjutan ELS setingkat SMP dan SMA yang juga sekolah dengan mayoritas  anak keturunan Eropa.

Selama di sekolah, Agus Salim cukup popular dikenal dengan kecerdasannya. Di usianya yang masih muda, Agus Salim sudah menguasai 8 bahasa asing seperti Belanda, Inggris, Spanyol, Jerman, Jepang, Turki, Arab, dan Perancis. Selain itu, Agus Salim juga memiliki pemikiran yang cukup kritis. Dengan kemampuannya akademiknya yang sangat baik,, tidak heran jika Agus Salim lulus di ELS dengan predikat terbaik. Hingga akhirnya ia dapat memiliki gelar persamaan atau gelijkgesteld yang artinya memiliki persamaan derajat dengan bangsa Eropa. Dimana gelar ini tidak semua orang bisa mendapatkannya, dan mustahil jika anak pribumi mendapatkan gelar tersebut.

Setelah lulus dari HBS, Agus Salim memiliki keinginan untuk mendapatkan beasiswa dan  melanjutkan pendidikan kedokteran di Belanda. Sayangnya, permohonannya ditolak oleh pemerintah Belanda. Agus Salim merasa kecewa terhadap pendidikan Belanda yang tidak adil dengan penduduk pribumi. Akhirnya,  Agus Salim memilih untuk bekerja karena ia tidak lolos pada beasiswa pendidikan. Di tahun pertama Agus Salim bekerja sebagai penerjemah pada tahun 1903. Selanjutnya pada tahun 1904, Agus Salim berpindah ke Perusahaan di bidang pertambangan sebagai notaris. Tahun 1906, Agus Salim mendapatkan tawaran untuk bekerja menjadi konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi. Akhirnya Agus Salim mengambil penawaran tersebut dan bekerja di kedutaan Belanda, di Arab Saudi hingga tahun 1911.

Awal Keterlibatan Organisasi

Setelah kembali ke Indonesia, Agus Salim mendalami ilmunya di dunia jurnalistik dan menjadi redaktur pada beberapa surat kabar. Tahun 1915, Agus Salim bergabung dengan HOS Tjokrominoto dan Abdul Muis dalam organisasi Sarekat Islam (SI). Bergabung dalam organisasi pergerakan merupakan salah satu upayanya untuk melawan ketidakadilan yang dilakukan pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia.

Setelah itu, tahun 1921 ia diangkat menjadi anggota Volksraad atau dewan rakyat mewakili Sarekat Islam hingga tahun 1924. Setelah Sarekat Islam terpecah, Agus Salim mendirikan Partai Sarekat Islam Bersama Tjokroaminoto, yang kemudian menjadi PSSI.

Perjalanan Awal di BPUPKI

Awal mula terbentuknya Perjalanan awal  Agus Salim dimulai ketika menjadi anggota yang ikut merumuskan dasar negara dan UUD 1945. Pada bulan Maret 1945 Agus Salim terpilih menjadi anggota BPUPKI dan kemudian menjadi anggota Panitia Sembilan yang merumuskan dasar negara, yang dikenal sebagai Piagam Jakarta dan berperan sebagai mediator ulung yang handal. Ketika BPUPKI terbentuk, teradapat 2 golongan, yaitu golongan nasionalis dan golongan Islam, disitulah peran Agus Salim sebagai penengah antara kelompok nasionalis dan islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun