Hari ini aku mengikuti google meeting untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila, dan ternyata banyak sekali hal penting yang dibahas. Seperti kontrak belajar mulai dari aturan kehadiran, pembagian kelompok, hingga penjelasan tugas-tugas yang harus dikerjakan selama satu semester.
Pertama, dosen menekankan tentang aturan kehadiran. Kehadiran minimal sebesar 75% atau sekitar 12 kali pertemuan, sedangkan standar idealnya tentu saja hadir penuh sebanyak 16 kali. Jujur, aturan ini bikin aku sadar bahwa konsistensi dalam hadir di kelas ternyata sangat menentukan.
Kemudian, kami juga dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah bab yang akan dipelajari. Tugas tiap kelompok lumayan banyak. Mulai dari membaca dan memahami materi, melakukan klasifikasi, membuat resume, hingga berbagi hasil kepada teman-teman. Tidak berhenti sampai di situ, kelompok juga wajib menyiapkan presentasi PowerPoint, dan kalau ada revisi, tentu harus diperbaiki. Dari sini aku merasa kerja sama tim bakal jadi kunci penting sepanjang semester ini.
Selain itu, ada juga penjelasan mengenai subbab dan tugas tambahan. Beberapa subbab punya peran khusus, misalnya Subbab F yang berhubungan dengan kebutuhan untuk direspons, sedangkan Subbab G difokuskan pada UTS, tugas mingguan, dan publikasi tulisan di Kompasiana. Bagian ini cukup menarik buatku, karena artinya kami bukan hanya belajar teori, tapi juga diminta untuk berlatih menulis dan membagikannya di platform publik.
Hal lain yang juga unik adalah tugas pengganti UTS. Bentuknya berupa mengomentari sebuah tulisan, lalu diposting di Kompasiana atau Retizen Republika. Setelah itu, tulisan dikumpulkan di Google Drive untuk dinilai. Hal ini terasa menantang sekaligus menyenangkan, karena aku sendiri belum pernah melakukannya dan kami bisa melatih kemampuan berpikir kritis sekaligus mengeluarkan ide secara terbuka.
Total tulisan yang harus dibuat juga sudah ditentukan yaitu minimal 12 dan maksimal 16 selama satu semester. Formatnya berupa paragraf, dan sebaiknya diawali dengan cerita agar lebih menarik. Menurutku, ini bisa jadi kesempatan bagus untuk mengasah kemampuan menulis kita.
Tidak hanya itu, setiap materi yang disampaikan di kelas juga harus direspons, misalnya dengan mengambil potongan berita online tentang isu kesejahteraan masyarakat. Dengan cara ini, aku merasa kuliah tidak hanya sekadar teori, tapi benar-benar dekat peristiwa sosial di sekitar kita.
Sebagai penutup semester, kami akan menghadapi tugas UAS dalam bentuk podcast atau video. Nantinya harus ada host yang memandu, narasumber yang menjawab, serta skenario pertanyaan yang sesuai materi per bab. Jujur, aku merasa tugas ini akan melatih kreativitas sekaligus public speakingku, sesuatu yang mungkin awalnya terasa menantang tetapi juga terasa seru ketika dijalani bersama kelompok.
Terakhir, dosen menjelaskan bahwa penilaian terdiri dari tiga bagian yakni formatif (kehadiran dan tugas mingguan), UTS (berdasarkan subbab), dan UAS (podcast/video tentang kehidupan sosial). Dari penjelasan lengkap ini, aku merasa semester ini tidak hanya akan melatih kedisiplinan, tapi juga mengasah keterampilan menulis, berpikir kritis, hingga kemampuan komunikasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI