Mohon tunggu...
Nadya Shafwa
Nadya Shafwa Mohon Tunggu... Universitas Airlangga

Pemilik akun merupakan mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menimbang Pro Kontra Program KB dalam Kesehatan Masyarakat

12 September 2025   23:16 Diperbarui: 12 September 2025   23:15 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

MENIMBANG PRO KONTRA PROGRAM KB DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
NADYA SHAFWA/191251189
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA

           Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Keluarga sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, tidak dapat di pungkiri memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara Indonesia menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi.
          Program Keluarga Berencana juga berpengaruh pada tingkat kesehatan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan untuk menunjang program KB tersebut pemerintah meningkatkan jumlah lembaga layanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, klinik KB, posyandu dan Badan Kesehatan Ibu dan Anak.
          Penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah, Sarake (2013) menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program KB faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi antara lain efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping, umur pemberian informasi, dukungan suami serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain itu, pertimbangan juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainya yaitu frekuensi melakukan hubungan seksual.
          Adanya efek samping memiliki peranan dalam pemilihan kontrasepsi. Efek samping adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan, yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan atau intervensi lain dalam hal ini pemakaian alat kontrasepsi MKJP dan non MKJP. Berbagai kontrasepsi baik MKJP maupun non MKJP banyak sekali efek sampingnya di antaranya dapat memicu timbulnya jerawat, penambahan berat badan yang menjadi momok bagi sebagian wanita, menimbulkan pola haid tidak teratur, amenore, perdarahan bercak, kontrasepsi ekpulsi, nyeri pada waktu berhubungan, keputihan, infeksi, rambut rontok, mual muntah, perubahan libido, pusing/sakit kepala, dan kesuburan kembali lama. Terkadang tidak heran timbul adanya komplikasi. Komplikasi adalah kejadian peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan mengarah pada keadaan patologis sebagai akibat dari proses tindakan/pemberian/pemasangan alat dan obat kontrasepsi yang digunakan (Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2012).
          Peningkatan pelayanan KB harus dilakukan agar program KB dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat terhindar dari berbagai rumor yang merugikan tentang keluarga berencana dengan jalan yaitu memberikan informasi yang tepat kepada calon pengguna kontrasepsi. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan yang dikategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu fase menunda, fase menjarangkan, dan menghentikan atau mengakhiri kehamilan.
          Jadi, dapat disimpulkan bahwa Program Keluarga Berencana (KB) memiliki peran penting dalam membangun keluarga sejahtera dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Melalui dukungan pemerintah dan BKKBN, program ini tidak hanya menekan laju pertumbuhan penduduk, tetapi juga mendorong peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Meski demikian, pelaksanaan KB masih menghadapi tantangan, terutama terkait efek samping kontrasepsi dan faktor budaya serta agama. Oleh karena itu, penyuluhan dan pemberian informasi yang tepat sangat diperlukan agar masyarakat dapat memilih metode kontrasepsi secara sadar, aman, dan bertanggung jawab demi tercapainya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
KATA KUNCI : Keluarga Berencana, Penduduk


DAFTAR PUSTAKA

Setiawati, Erna, Handayani, Oktia W. K., Kuswardinah, Asih., 2017. Pemilihan
         Kontrasepsi Berdasarkan Efek Samping Pada Dua Kelompok Usia
         Reproduksi. Unnes Journal of Public Health, 6(3), 168-169.
Widianti, Novi, Trilaksana, Agus., 2015. Sejarah Perkembangan Keluarga
         Berencana di Kabupaten Jombang Tahun 1990-1995. Jurnal Pendidikan
         Sejarah, 3, 179.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun