Mohon tunggu...
Nadya Ahyani
Nadya Ahyani Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillah, tebar kebermanfaatan

Semoga tulisan saya bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Akasia, Akhirnya Kalian Tahu Siapa Aku

18 Mei 2020   16:50 Diperbarui: 18 Mei 2020   16:49 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Suster. Itulah panggilan yang sering terdengar ketika pasien di rumah sakit memanggil orang yang memasang infus, memberikan asuhan keperawatan, menanyakan kabar, dan beberapa tugas perawat lainnya. Siapa dia? Siapa sebenarnya suster itu? Perawat (Nurse). Apakah pandangan masyarakat terhadap perawat? Mulai dari sebutan populer bahwa perawat adalah pembantu dokter hingga pandangan masyarakat bahwa kebanyakan perawat itu galak, judes, cuek, atau sifat kurang mengenakkan lainnya.

Miris. Bertahun-tahun lamanya perawat menjalankan peran ditemani dengan stigma kurang baik dari masyarakat, yang bahkan kliennya sendiri. Lalu, sebenarnya siapa sebenarnya perawat itu? Apa tugasnya? Menurut UU nomor 38 tahun 2014 pasal 1 tentang keperawatan, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perawat disebut sebagai caregiver, dimana tindakan andalannya adalah asuhan keperawatan. Masih dalam undang-undang yang sama, asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.

Mirisnya lagi, saat ini negara kita tengah dilanda pandemi yang berbulan-bulan belum kunjung usai. Adanya virus covid-19 yang membuat perawat, selaku tenaga kesehatan, mengharuskan bekerja lebih keras. Di saat orang-orang disuruh berdiam diri di rumah, di saat itu perawat tengah bersiap siaga di rumah sakit; di saat orang-orang ingin melanggar aturan protokol kesehatan, di saat itu perawat tak sanggup mengelap keringatnya karena tubuhnya tertutup rapat dengan APD (Alat Pelindung Diri); di saat orang-orang mengeluh kesakitan, di saat itulah perawat berusaha tetap tersenyum, berusaha menenangkan pasien, telaten dalam merawat demi kesembuhan pasien; ditambah untuk situasi seperti ini, mereka memiliki beban lebih, menahan rindu kepada keluarganya. Namun, apakah kalian pernah melihat mereka menangis di depan kalian? Menangis karena rindu rumah, menangis karena beban hidup, atau bahkan menangis menangani klien atau pasien yang ngeyel?

Inilah aku, perawat, aku sebagai calon perawat. Baru saja, pada tanggal 12 Mei aku memperingati hari perawat internasional. Banyak dari masyarakat yang mengucapkan terima kasih dan mengungkapkan rasa bangga mereka kepada perawat. Apakah ini pertanda bahwa mereka telah mengenalku? Bisa jadi. Bisa jadi benar kata Najwa Shihab di salah satu video yang dibuatnya untuk para perawat. Bahwasannya kelak akan banyak anak-anak yang menyerukan dengan bangga, "aku ingin jadi perawat!"


Referensi:
Keperawatan, Undang-undang No, 38 . 2014. https://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UU%20Nomor%2038 20Tahun%2014.pdf

Oleh: Nadya Ahyani, 1906349614, PDK-A, FIK UI 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun