Mohon tunggu...
Nadya Cahyaning Pratiwi
Nadya Cahyaning Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Lagi mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

20 Januari 2021   20:00 Diperbarui: 20 Januari 2021   20:08 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Identitas buku

Judul buku                        : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Penulis                        : Tere-Liye

Tahun terbit                        : 2010

Nama penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

Kota Penerbit                        : Jakarta

ISBN                          : 978 -- 979 -- 22 -- 5780 -- 9

            Tere-Liye atau yang memiliki nama asli Darwis menulis buku "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"  karena ia ingin menyampaikan cerita yang ringan namun memiliki makna mendalam untuk pembaca. Memberikan pengalaman bagi pembaca tentang perasaan yang terpendam oleh masalah kehidupan. Novel "Daun yang jatuh tak Pernah Membenci Angin" ini memiliki gaya penulisan romantis dan penggunaan diksi yang indah khas Tere Liye. Novel ini disajikan dengan kisah yang penuh suka duka serta keharuan yang mampu membius pembacanya untuk ikut terhanyut dalam ceritanya. Tere-Liye menyukai kesederhanaan tiap kita membaca lembaran demi lembaran novelnya, kita serasa melihat di depan mata apa yang Tere Liye sedang sampaikan. Uniknya kita tidak akan merasa sedang di gurui meskipun dari tulisan-tulisannya itu tersimpan pesan moral, islam serta sosial yang penting. Seperti yang diketahui dari buku-buku Tere-Liye sebelumnya, ia menyukai novel dengan gaya bahasa yang ringan tetapi sangat indah. Selain itu Tere-Liye sering menggunakan alur maju mundur. Buku ini berkisah tentang seorang anak bernama Tania yang tinggal dengan ibu dan adiknya di gubuk. Ayah Tania meninggal ketika Tania berumur 8 tahun. Sejak saat itu pula kehidupan mereka berbalik menjadi serba kekurangan. Tania, Dede, dan Ibunya diusir dari rumah kontrakan dan terpaksa harus tinggal di rumah kardus dekat sungai pembuangan.Tania dan adiknya tidak melanjutkan sekolah karena ibunya hanya seorang buruh cuci. Selama tiga tahun, Tania dan adiknya harus mengalami kerasnya hidup dengan mengamen di jalan dari satu bus ke bus lainnya. Tania merasa hidupnya akan seperti ini terus karena ia hanya menjadi pengamen.

Namun, Tania bertemu dengan seorang lelaki bernama Danar yang akan mengubah hidupnya. Tania bertemu Danar saat usianya menginjak 11 tahun, terpaut sekitar 14 tahun dengan usia Danar. Tania sangat mengagumi Danar karena selain baik, Danar juga memiliki wajah yang menawan. Danar ini merupakan seorang karyawan yang juga sebagai penulis buku mengenai anak-anak. Danar memberikan modal untuk ibu Tania dan membiayai pendidikan Tania dan adiknya. Danar hidup sendirian dan menemukan arti sebuah keluarga semenjak bertemu dengan keluarga Tania. Semakin lama hubungan mereka semakin erat. Seiring berjalannya waktu Tania mulai memiliki perasaan terhadap Danar yang usianya lebih tua. Tania merasa ia tidak pantas memiliki perasaan tersebut terhadap Danar. Kemudian ibu Tania meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru dan Tania melanjutkan pendidikan SMP di Singapura setelah mendapatkan beasiswa dari ASEAN schoolarship. Tania tetap berkomunikasi dengan Danar meskipun keduanya berada di negara yang berbeda. Pada saat Tania berulang tahun ke 17, Danar berangkat ke Singapura dan memberika sebuah liontin sebagi hadiah ulang tahun. Tania merasa liontin itu merupakan pemberian spesial dari Om Danar dengan maksud tertentu.  Namun, ketika hari kelulusannya, Tania mendapat kabar bahwa Danar akan menikah dengan wanita lain yaitu kekasihnya bernama Ratna.

 Meskipun Tania mendapat prestasi tapi kebahagiaannya seakan lenyap ketika mendengar kabar Danar akan menikah. Setelah mereka menikah Tania memutus komunikasi dengan Danar. Ratna menyadari adanya perubahan sikap Danar semenjak menikah. Pada awalnya Daanar sangat perhatian tapi semakin lama mulai terlihat bahwa Danar tidak mecintai Ratna. Akhirnya Danar pun sadar bahwa ia mencintai Tania. Danar menuliskan perasaannya itu di dalam novel yang berjudul "Cinta Pohon Linden" yang mana buku itu tidak pernah selesai ia tulis. Draft novel yang dimana tak sengaja ditemukan oleh Dede pada saat buka laptop danar. Namun, Tania meminta Danar untuk kembali ke keluarganya dan melupkana Tania, karena Ratna juga sedang mengandung anak dari Danar. Lalu, Tania memutuskan untuk kembali ke Singapura dan meninggalkan segala ceritanya di Indonesia untuk memulai hidup yang baru disana. Danar juga memulai kehidupan baru dengan istrinya yang sedang mengandung anak mereka.

Meskipun Tere-Liye adalah seorang lelaki tetapi ia sangat pandai memainkan perasaan pembaca dan membuat kata-kata yang menyentuh sehingga pembaca ikut larut dalam cerita di dalam novel. Judul novel ini membuat siapa saja yang membacanya menjadi tertarik dan penasaran akan isinya. Isinya juga sangat menggambarkan judul novel tersebut sehingga tidak membuat pembaca bingung. Cerita novel ini menarik untuk dibaca terutama oleh remaja. Novel ini memiliki alur yang tidak rumit sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Gaya bahasa penulis yang sangat menarik dan lembut menggambarkan kisahnya dengan baik. Cerita novel ini memiliki akhir yang tidak biasa dan membuat rasa penasaran pembaca meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun