Mohon tunggu...
Nadji Palemmui Shima
Nadji Palemmui Shima Mohon Tunggu... Arsitek dan dosen (pensiunan)

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

REFLEKSI PAHIT: 80 Tahun Indonesia Merdeka Bersama Korupsi

9 Agustus 2025   22:53 Diperbarui: 9 Agustus 2025   22:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bulan Agustus 2025 bangsa Indonesia telah menikmati usia kemerdekaan selama 80 tahun.

Sebuah usia yang seyoyanya cukup untuk membuat dewasa sebuah bangsa---dalam berpikir, bersikap, dan mengelola kehidupan bernegara.

Namun, tanpa disadari ada 'penyakit kronis' yang mengerogoti kehidupan bangsa dan negara : korupsi. 

Jika tidak ditangani dengan serius bisa menghancurkan masa depan bangsa dan negara.

Korupsi bukan hanya tentang menggelapkan dana. Tapi ia merupakan segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi atau kelompok.

Baik dalam bentuk uang, fasilitas, jabatan, maupun kebijakan yang diselewengkan.

Dalam praktiknya, korupsi merajalela dari tingkat bawah hingga atas --- dari pungutan liar di desa hingga mega korupsi proyek negara yang melibatkan elit politik dan pejabat tinggi.

Praktik suap, pemberian uang, hadiah, atau keuntungan kepada pejabat atau tokoh untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan yang seharusnya objektif dan adil.

Dalam hukum, suap adalah tindak pidana korupsi. Tapi dalam tataran moral, suap adalah pengkhianatan terhadap kejujuran, keadilan, dan integritas.

Korupsi dan suap bukanlah penyakit baru dalam sejarah Indonesia. 

Ia tumbuh dan berkembang sejak masa kerajaan kuno, melewati era kolonial, Orde Lama, Orde Baru, hingga zaman reformasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun