Surabaya, 17 Juni 2022 - - UMKM adalah Suatu usaha yang produktif dengan dimiliki perorangan untuk bisa membantu perekonomian di wilayah tersebut.Â
Tidak hanya itu, UMKM dapat menciptakan banyak lapangan kerja sehingga UMKM bisa dapat berkembang untuk kedepannya. Tetapi, disini ada kekurangan yang dialami oleh mitra penjual kue basah salah satunya tidak adanya logo dalam kemasan. Oleh karena itu, saya akan membuat program KKN untuk membantu mengatasi kekurangan tersebut.
Kegitan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini, dilakukan mahasiswa diwajibkan mengikuti sesuai dengan prosedur dari Perguruan Tinggi Universitas 17 Agustus 1945, yang merupakan Kampus Merah Putih dengan selalu menyelenggarakan Kegiatan KKN setiap tahun yang dilakukan selama 1 bulan. Tema yang diusung kali ini "Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan Di Era Endemi". Â
Namun, di situasi sekarang ada perubahan dalam skema KKN dari tahun-tahun sebelumnya yang biasa dilakukan berkelompok , kini berubah dilakukan secara individu karena sampai sekarang masih adanya covid-19.
Dengan melalui kegiatan KKN ini membuat semangat Nadilia Via Fatmadewi, salah satu mahasiswa Administrasi Niaga di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang dibawah Dosen Pembimbing lapangan oleh Ibu Nara Garini Ayuningrum, S.Tr.I.Kom., M.A.Â
Kegiatan pengabdian ini, saya dengan mitra penjual kue basah yang bernama Ibu Titin akan menerapkan efektivitas desain produk yang berbasis teknologi.Â
Dengan melalui program KKN ini, Via akan memberikan pengajaran dan pengarahan terhadap mitra untuk bisa menerapkan efektivitas desain produk terhadap kemasan yang masih terlihat polos dan bisa menyebabkan tidak ada ketertarikan untuk pelanggan saat membeli. Untuk menjadi sasaran program ini adalah Ibu Titin selaku mitra penjual kue basah di Jalan Babadan 36, Kecamatan Bubutan, Kelurahan Gundih, Kota Surabaya.
Untuk program KKN ini, Via melakukan penjelasan tentang desain produk dalam berbasis teknologi dan mengajarkan terhadap mitra yang belum tahu dan kurang paham bagaimana cara membuat desain produk yang berbasis teknologi.Â
Tidak hanya itu, mitra masih belum tahu bagaimana cara menggunakan desain di smartphone tersebut."Harapan saya, dengan melalui program pengajaran desain produk yang berbasis teknologi ini, mitra bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang sudah diberikan mengenai cara desain produk yang baik dan benar.Â