Mohon tunggu...
Nadia Mavidasari
Nadia Mavidasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perubahan Cara Sekolah di Masa Pandemi Covid-19

26 Januari 2021   15:19 Diperbarui: 26 Januari 2021   15:20 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

         Pandemi Covi-19 yeng telah melanda dunia hampir sepuluh bulan lamanya,hal ini berdampak terhadap perubahan aktivitas belajar mengajar.Tak terkecuali di Negara Indonesia ini,sejak bulan Maret aktifitas belajar di laksanakan secara daring(online learing) hal ini telah menjadi sebuah pilihan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk mencegah tertularnya penyebaran virus Covid-19 yang semakin luas.Aktivitas belajar daring(online learing) ini diterapkan oleh berbagai jenjang,mulai dari tingkat SD,SMP,SMA,hingga perguruan tinggi.Sejak adanya Covid-19 ini tidak ada lagi pembelajaran di ruang ruang kelas sebagaimana yang di lakukan sebelum adanya pandemi ini.Akibatnya banyak tenaga pendidik gagap dan kebingungan menghadapi perubahan drastis ini.Sementara itu tidak ada cara lain untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 selain dengan membatasi pertemuan tatap muka dengan jumlah yang banyak.Pemerintah pun telah membatasi pertemuan,maksimal 30-40 orang.Itu pun harus dengan protokol ksehatan yang sanhat ketat.Semua siswa harus wajib menggunakan masker,menjaga jarak minimal1,5meter,mencuci tangan menggunakan sabun,dan wajib membawa handsinitizer.

Kebinggungan pendidikan daring

    Lingkungan sekolahan,sebagai ruang belajar mengajar antara murid dengan guru,mahasiswa dengan dosen pun akhirnya dilarang untuk di lakukan.Sebagai gantinya pembelajarannya di ganti secara daring.Perubahan yang di lakukan pun terjadi dengan begitu cepat tanpa adanya persiapan sama sekali.Akibatnya banyak sekali murid maupun guru kebinggungan untuk menghadapinya.Hal ini pun telah diakui oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Makarim.Nadiem Makarim pernah berkatakita harus jujur prosess adaptasi ke online learing juga sangat sulit.Paling tidak masih ada pembelajaran terjadi dari pada sama sekali tidak ada pembelajaran.Sayangnya hingga memasuki tahun ajaran baru ini pun belum nampak gerakan revolusioner dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan maupun jajaran Kementriannya dalam menyiapkan sarana prasarana pembelajaran daring.Pemberian kuota internet kepada siswa ataupun mahasiswa,ini yang dirasakan penulis terhadap kampusnya.Pembrian kuota internet tidak semua wilayah mendapatkannya,itu hanya terjadi di kota kota besar.Pembelajaran yang terlihat sangat dipaksakan sepintas sangat terlihat.Covid-19 sebagai virus yang berupa mikroorganisme ini harus di putus mata rantai penyebarannya,akibat penularannya yang di lakukan melalui perjumpaan tatap muka antar manusia.Maka perlu dilakukan langkah langkah strategis dalam menghadapinya.Pembelajaran melalui daring yang belum di persiapkan secara matang ini tentu berdampak terhadap metode pembelajaran yang di lakukan oleh tenaga pendidikan.Begitu pun penerimaan atas pembelajaran dari para murid pun sangat beragam,sering kali tidak memahami materi yang sedang di sampaikan oleh guru.Terlebih orang tua atau wali muridnya.

     Dengan demikian pembelajaran daring ini terjadi bentrok.Karena Orang tua yang sangat sibuk bekerja terpaksa harus mendampingi anak anak mereka pada saat jam pembelajaran daring.Anak anak yang biasanya beraktivitas di sekolah,kini berubah seketika untuk melakukan aktivitas pembelajaran di rumah.Untuk level SMP,SMA,dan perguruan tinggi tidak begitu mengkhawatirkan.Namun untuk level SD bahkan SMP,banyak orang tua yang mengeluh akibat pembelajaran daring ini.Tidak sedikit guru yang sekedar hanya memberikan tugas kepada murid,melalui aplikasi google classroom.Guru membuat kelas di aplikasi google classroom untuk update tugas apa saja yang perlu dilakukan tiap harinya selama proess pembelajaran.Lalu pada sore atau malam harinya guru akan mengkoreksi dan mengabsen siapa murid yang belom mengumpulkan tugas yang di berikan.

 Masalah teknologi digital untuk pembelajaran daring.

      Metode ini mempunyai banyak sekali kelemahan didalamnya aplikasi pesan daring yaitu google classroom ini sungguh bukan media untuk mendukung aktifitas belajar mengajar.Namun tidak sedikit guru yang cukup memahami aplikasi google classroom utuk mendukung aktifitas pembelajaran.Untuk sesekali digunakan tidak masalah,namun jika di gunakan secara terus menerus dari hari Senin-Jumat selama berbulan nulan tentu akan berdampak bagi pembelajaran tersebut.Belakangan ini sangat ramai digunakan aplikasi untuk mendukung pembelajaran dengan menggunakan aplikasi zoom.Dapat dilakukan secara interaktif hingga ratusan bahkan ribuan orang dalam sesekali kemampuan untuk memiliki perangkat laptop atau smartphone yang mendukung untuk menginstall aplikasi zoom.

Masalah masalah yang harus di hadapi pendidikan daring

    Terdapat sekian banyak kendala yang di hadapi saat sekolah daring.Kendala tersebut yaitu:kendala ekonomi,kendala jaringan internet yang tidak stabil,di tambah dengan metode pembelajaran daring seefektif mungkin.Itulah beberapa masalah yang di hadapi oleh dunia pendidikan Indonesia di tengan pandemi Covid-19.Aktifitas dunia pendidikan bukan hanya guru memberikan soal kepada murid lalu para murid di minta untuk mejawab,lantas diberi nilai matematis.Ini yang terjadi berdasarkan pengalaman penulis di masa pandemi Covid-19.Pemahaman para guru hanya berhnti pada pembelajaran sekedar dimaknai memberikan soal soal dari guru kepada murid.

     Di masa adaptasi pandemi Covid-19 ini,menurut saya dapat dijadikan momentum untuk kebangkitan pendidikan kita sekiranya seluruh orang yang terlinat terhadap kepentingan pendidikan di negri ini saling tolong menolong.Presiden Jokowi selalu menekankan kolaborasi,gotong royong di lapangan,namun sayangnya intruksi ini masih jarang dilakukan.Ki Hadhjar Dweantara pernah berkata "Ing Ngarsa Sung Tuladha,Ing Madya Mangun Karsa,Tut Wuri Handayani".Perkataan ini bisa kita teladani dalam pembelajaran daring.Di depan memberikan teladan,di blakangmemberikan dorongan.Tugas mencerdaskan dan membuat bangsa Indonesia ini menjadi lebih berkarakter itu bukan hanya tugas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan saja,apalgi di masa pandemi.Masalah koneksi internet seharusnya domain Kementrian Komunikasi dan Informasi,lalu Masalah kesehatan jelas berada di koordinasi Kementrian Kesehatan.Seharusnya tiga kementrian tersebut saling bahu membahu mempersiapkan infrastrukturnya maka tidak ada yang mustahil memvangun kualitas interektualitas peserta didik yang tetap sehat di masa adaptasi kebiasaan baru di era Covid-19,serta di dukung jaringan internetyang terus menerus stabil.Praktek pendidikan di era digital memerlukan inovasi dan kreasi yang terus menerus,sehingga guru maupun murid tidak mudah mengalami kebosanan saat pembelajaran daring tersebut.Pembelajaran daring seperti ini hanya sekedar memberikan sekian soal kepada murid lalu menjawabnya.Kalau hal ini yang terjadi secara terus menerus,maka pembelajaran yang membebaskan murid untuk berkarakter akan berhenti di selogan tanpa pernah diketahui spirit di dalamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun