Mohon tunggu...
Nadia Azhari
Nadia Azhari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Business Management

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Jalur Sutra bagi Indonesia

24 Juni 2021   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2021   06:37 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jalur Sutra adalah jaringan rute perdagangan kuno, yang secara resmi didirikan pada masa Dinasti Han di Tiongkok pada 130 SM, yang menghubungkan wilayah dunia kuno dalam perdagangan antara 130 SM-1453 M. Jalur sutra terus berkembang seiring dengan perubahan sistem geopolitik. Pada tanggal 3 Oktober 2013 The New Maritime Silk Road diumumkan di hadapan DPR RI sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden China Xi Jinping ke Indonesia. 

Hong Kong Trade Development Council director for Indonesia, Leung Kwan Ho mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang termasuk dalam inisiatif Belt & Road, dapat menikmati arus modal, barang dan jasa dengan lancar serta berpotensi untuk mengembangkan ekonomi dan logistik yang lebih maju. 

Selain itu Pemerintah Indonesia juga menjelaskan manfaat belt and road initiative (BRI) yang diantara focus utamanya merupakan konektivitas dan infrastruktur yang terus dikembangkan. Belt and Road sendiri dapat disinergikan dengan program lain,  misalnya Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 yang meliputi koneksi darat dan laut dengan Vietnam, Laos, Thailand, Kamboja, Myanmar, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.  

Proyek Belt Road Initiative (BRI) dipercaya dapat membawa keuntungan untuk Indonesia. Dari 28 kerja sama antara Indonesia dengan China dalam kerangka tersebut, nilainya mencapai USD91 miliar, atau lebih dari Rp1.288 triliun.

Di Indonesia terdapat lima kontrak kerja sama yang telah ditandatangani, diantaranya :

  1. Pengembangan proyek hydropower di Kayan, Kalimantan Utara, senilai 2 miliar dolar AS.

  2. Pengembangan industri konversi dimethyl ethercoal menjadi gas senilai 700 juta dolar AS.

  3. Perjanjian joint venture pembangkit listrik tenaga air di Sungai Kayan senilai 17,8 miliar dolar AS.

  4. Perjanjian joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali senilai 1,6 miliar dollar AS.

  5. Pengembangan smelter baja senilai 1,2 miliar dolar AS.

Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menyebutkan, total nilai investasi yang didapatkan mencapai 23,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp310 triliun. Serta beliau menyatakan tahap pertama proyek skala besar dari Belt Road Initiative (BRI) ditandatangi pada April 2019. China sudah menyiapkan rancangan kerangka perjanjian bersama terkait bekerja sama di Kuala Tanjung, sebagai proyek tahap pertama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun