Mohon tunggu...
Nadia Dwi Rahmawati
Nadia Dwi Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PWK Universitas Jember

Suka segalanya tentang musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BBM Naik Para Warga Panik

21 September 2022   01:44 Diperbarui: 21 September 2022   01:49 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Permasalahan ekonomi hingga saat ini masih merajalela di seluruh kawasan Indonesia. Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu daerah atau wilayah dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini Pemerintah sangat berperan besar untuk membawa warga Indonesia kepada kemakmuran, kesejahteraan masyarakat, dan harus siap untuk  menghadapi permasalahan ekonomi dalam jangka panjang. Sebab suatu negara pasti tidak dipungkiri dengan permasalahan ekonomi yang ada.

Beberapa permasalahan ekonomi yang ada di Indonesia diantaranya yaitu, rendahnya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan sebab kurangnya kesempatan kerja dan rendahnya tingkat upah, pengangguran akibat kurang seimbangnya antara lapangan pekerjaan dengan angkatan kerja, kesenjangan penghasilan antara golongan penghasilan tinggi dengan golongan penghasilan rendah, dan inflasi akibat tingginya permintaan agregat di sisi lain permintaan barang dan jasa tidak diimbangi dengan kemampuan produksi dan kenaikan biaya.

Salah satu permasalahan yang ada adalah naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa hari yang lalu. Dengan naiknya harga BBM ini berdampak pada berbagai sektor Perekonomian di Indonesia. Hal ini sudah pasti akan mendorong kenaikan biaya produksi, adanya inflasi yang mengakibatkan pengaruh negatif terhadap ekonomi, selain itu penurunan biaya atau upah dan konsumsi rumah tangga, serta berbagai macam permasalahan ekonomi yang lainnya.

Kenaikan BBM dapat terjadi karena anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 sudah meningkat tiga kali lipat dari Rp. 152,5 triliun menjadi Rp. 502,4 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat terus menerus.

Dalam hal ini ada lebih dari 70% subsidi malah dinikmati oleh masyarakat golongan mampu yang memiliki mobil pribadi. Seharusnya uang negara harus diutamakan untuk memberi bantuan terhadap masyarakat yang kurang mampu dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi sulit pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM.

Peristiwa ini tidak hanya berdampak di Ibukota atau Kota -- kota besar saja tetapi juga pada Kabupaten. Salah satu Kabupaten yang terkena dampak dari adanya kenaikan BBM adalah Kabupaten Banyuwangi.

Permasalahan pertama dari kasus ini yaitu sejumlah pengelola destinasi wisata mengeluh karena sepinya pengunjung akibat adanya kenaikan harga BBM. Setelah 2 tahun lamanya lockdown akibat maraknya Covid-19, warga Banyuwangi merasakan dampak yang sangat besar. Mengapa? Karena terbatasnya aktivitas masyarakat untuk saling bertemu sesama, bekerja, dan juga berkurangnya kegiatan diluar rumah. Hal ini membuat masyarakat hanya berdiam diri di rumah dan seluruh kegiatan dilakukan secara online, hanya beberapa kegiatan yang diperbolehkan untuk offline.

Saat ini Covid-19 sudah mulai mereda bahkan hampir tidak ada dan peraturan untuk keluar masuk antar Kota sekarang tidak seketat saat gencarnya Covid-19. Namun masyarakat sekarang justru merasa malas akan melakukan perjalanan jauh sebab saat ini harga BBM yang naik lumayan tinggi. Sehingga dengan naiknya BBM ini pengelola destinasi wisata yang ada di Banyuwangi ini merasa ada penurunan jumlah wisatawan yang berdatangan di daerah Banyuwangi.

Banyuwangi merupakan kota dengan destinasi wisata yang cukup banyak. Masyarakatnya pun ada beberapa orang yang bergantung dengan ada atau tidaknya wisatawan yang datang. Hal ini karena mayoritas warga yang memiliki rumah di sekitar daerah wisata, mereka lebih memilih pekerjaan sebagai pedagang. Sebab pasti pengunjung wisata tidak mungkin jika tidak membeli kebutuhan yang mereka perlukan saat berwisata. Maka dari itu warga sekitar daerah wisata lebih memilih berdagang.

Selain permasalahan sepinya destinasi wisata ada lagi permasalahan akibat kenaikan harga BBM di Banyuwangi yaitu adanya tarif angkot yang naik. "kenaikan tarif angkot berkisar Rp. 1.000 sampai Rp. 1.500, sesuai kategori. Tarif untuk penumpang umum yang semula Rp. 5.000 naik menjadi Rp. 6.500. Sedangkan untuk pelajar naik menjadi Rp. 3.500 dari yang sebelumnya Rp. 2.000." Kata Plt Kepala Dishub Banyuwangi, Dwi Yanto melalui Kabid Angkutan, Tanto Sujono.

Dampak selanjutnya yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah bahan baku pasti akan naik, hal ini memicu adanya kejadian kebangkrutan karena jika harga jualnya tidak naik untungnya kecil bahkan bisa jadi rugi, kalau harganya naik konsumen pasti tidak akan membeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun