Pernahkah kita berpikir di saat kita menikmati kenyamanan belajar dengan cahaya lampu yang terang benderang ternyata di luar sana ada yang masih menggunakan cahaya lilin untuk bisa belajar.
Foto di atas adalah salah satu kondisi penerangan di Sui Utik, untuk belajar di malam hari anak-anak kecil itu harus memanfaatkan nyala lilin untuk menemani mereka belajar.
Dimanakah Sui Utik? Sui Utik berada di dusun sungai utik yang merupakan  bagian dari desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu , Provinsi Kalimantan Barat. Untuk sampai di daerah ini membutuhkan ekstra waktu yang lama yakni 20 jam dari Pontianak atau 2 jam perjalanan darat dari Putussibau. Sui Utik ini adalah daerah yang terletak dekat dengan perbatasan Indonesia- Malaysia. Untuk mencapai Sui Utik ini lebih mudah dijangkau lewat Malaysia dengan kondisi jalan yang lebih bagus daripada kondisi jalan Indonesia. Sui Utik ini dihuni oleh suku Dayak Iban.
69 tahun sudah Indonesia merdeka namun Sui Utik ini masih terkungkung dalam keterbatasannya. Sui Utik masih terisolir dari listrik, telepon, dan juga signal selularr. Di saat daerah-daerah di Indonesia lainnya sudah merasakan indahnya manfaat listrik, Sui Utik masih terkutat dalam gelap tanpa listrik. Berbeda dengan dusun lainnya yang berada dekat dengan Sui Utik yang telah merasakan manfaat listrik. Dusun lainnya telah merasakan kehadiran listrik dengan mengorbankan hutan mereka.
Lantas apa penyebab Sui Utik hingga sekarang ini tak mendapatkan nyala listrik? jawabannya adalah karena mereka tak mau mengorbankan hutan yang dimilikinya untuk ditukar dengan  pembukaan perkebunan kelapa sawit atau pertambangan. Hutan yang Sui Utik miliki sangatlah luas yaitu 9.452,5 hektar. Meski pemerintah mengklaim bahwa Hutan Sui Utik adalah lahan tidur milik pemerintah namun warga adat Sui Utik tetep memepertahankan hutan mereka dari berbagai macam kerusakan. Mereka pun telah mengajukan permintaan penerangan ke pemerintah namun belum ada tanggapan. Padahal mereka telah berjuang keras menjaga hutannya selama ratusan tahun, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca untuk bumi, berkontribusi untuk memberikan nafas-nafas baru untuk dunia, tapi imbalan apa yang mereka dapatkan dari jerih payah mereka? Ditinggalkan.
Melihat permasalahan tersebut terbesitlah ide dari teman-teman volunteer berkolaborasi dengan Enter Nusantara (Energi Terbarukan Nusantara) untuk membantu warga Sui Utik membuat penerangan di desanya dengan energi terbarukan. Projek itu dinamai Lentera Sui Utik. Projek ini sudah berjalan , beberapa kawan volunteer telah pergi langsung ke Sui Utik untuk melihat kondisi masyarakat dan lingkungan disana ,melakukan pendekatan dengan warga dan mengajarkan warga cara membuat listrik menggunakan energi terbarukan.
Para volunteer memberikan solusi bagi masalah penerangan di Sui Utik dengan menggunakan Solar Panel (Panel Surya). Mengapa solar panel yang dipilih. Karena Sebenarnya Indonesia telah dianugerahi banyak sekali anugerah oleh Tuhan, mulai dari letaknya yang di kawasan tropis hingga kekayaan alam yang tersimpan di dalamnya. Letak Indonesia yang berada di kawasan Tropis memberi keuntungan tersendiri buat Indonesia yakni melimpahnya sinar matahari. Namun selama ini sinar matahari kurang dimanfaatkan secara maksimal padahal dari sinar matahari tersebut dapat dikonversikan untuk menjadi salah satu sumber pembangkiit listrik . Projek Lentera Sui Utik selain untuk membantu penerangan warga Sui Utik namun juga sebagai salah satu bukti atau role model bagi pemerintah agar mulai memperhatikan pemanfaatan energi terbarukan dan mulai mengurangi penggunaan energi kotor seperti batu bara yang persediaannya di alam pun terbatas.
