Mohon tunggu...
Nabila Sofia
Nabila Sofia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Dreamies

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Teori Vygotsky

5 November 2020   00:27 Diperbarui: 5 November 2020   00:37 2078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Vygotsky. Apa kalian pernah mendengar kata ini ? atau menemukannya pada beberapa platform publik ?apa mungkin dimedia cetak ?. Tentunya banyak dari kita yang masih asing dengan istilah itu. Sebenarnya Vygotsky sendiri bukanlah hanya kata atupun istilah semata, Vygotsky adalah nama seorang ahli psikologi cendekia yang berasal dari Turki yang bernama lengkap Lev  Semenovich  Vygotsky. Ia adalah ahli di banyak bidang tak hanya psikologi, tetapi ia juga menguasai ilmu filsafat dan juga sastra. Ia adalah filosof yang terkenal yang mana juga pencetus Teori Vygotsky tersebut. 

Filosofinya yang sangat terkenal yaitu tentang manusia dan lingkungan. Menurut Vygotsky seorang manusia itu tidak sama dengan hewan, hewan hanya bereaksi terhadap lingkungan tapi manusia memiliki kapasaitas untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keperluan mereka (Sehunk, 2012 : 338). Dan dengan adanya pemikiran tersebut, akhirnya filosofi Vygotsky menjadi sebuah pelopor untuk terciptanya Teori Konstruktivisme. Teori Konstuktivisme sosial memiliki arti yaitu membangun kognitif seorang anak melalui interaksi sosial. 

Teori Vygotsky sering disebut dengan perspektif sosiokultural, karena ia sangat mendalami dan tertarik mengenai beragam aktivitas pada lingkungan sosial- kultural. Ia memiliki pemikiran bahwa anak- anak pada saat awal perkembangan, ia membangun kognitifnya sendiri dengan sebuah proses mental yang rendah, contohnya seperti persepsi terhadap suatu objek, mengelompokkan sesuatu, perhatian ataupun arahan yang terbimbing yang telah diberikan oleh orangtua. 

Selanjutnya pengembaangan kognitif masuk pada bagian yang lebih lagi, seperti berbahasa, menghitung, berpikir, mengingat, dan  memecahkan suatu masalah dan lain sebagainya. Jadi teori ini telah mencakup beberapa teori yang dijelaskan sebelumnya dan juga lebih ringkas dan mudah untuk dipelajari.

Sebelum melalui tahapan kognitif yang tingkatanya tinggi, anak-anak butuh seorang parter belajar yang kompeten atau yang lebih mengerti dan dewasa dibandingkan dengannya (sang anak). Atau bisa disebut juga dengan guru, orangtua, atau pendidik lainnya. 

Sehingga mereka dapat mendapat suatu pembelajaran/ berita/ informasi yang akurat dari orang yang lebih berpengalaman sebelumnya. Ataupun teman sebaya, ini juga sangat dibutuhkaan anak ketika belajar, sebab melaui teman sebaya anak bisa berkolaborasi satu sama lain, sehingga mereka dapat  mengerti dan belajar mengenai kebersamaan dalam suatu proses. Memberikan materi ataupun tugas yang menguji kreativitas juga perlu dilakukan, karena hal itu juga akan membantu perkembangan kognitif anak. 

Menurut Ormrod (2008: 57) "proses berkembangnya aktivitas-aktivitas social menjadi aktivitas- aktivitas mental internal disebut dengan internalisasi".  

Pada saat melakukan aktivitas apapun dengan guru, orangtua, atau dengan teman sebaya, anak- anak selalu mengintrnalisasikan arahan yang mereka peroleh, sehingga mereka mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk menyelesaikan aktivitas atau tugasnya. Teori ini juga dapat dipakaiseorang guru pendidik dalam mengajar. Salah satu cara pembelajaran yang mana bisa membantu terciptanya suatu pembelajaran didalam kelas yang interaktif dan juga kolaboratif adalah Pembelajaran Kooperatif. 

Apa itu Pembelajaran Kooperatif ? pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi mengajar yang memang sengaja dirancang untuk mendidik anak dalam melakukan belajar kelompok dan juga berinteraksi dengan anak. Pembelajaran ini dapat memungkinkan anak satu dengan yang lain bisa menjalin suatu hubungan inteaksi sosial dengan teman sebayanya sehingga dapat menciiptakan suatu pembelajaran yang kompeten yang telah diarahkan dan dibimbing oleh guru pendamping mereka. Dari sini sudah terlihat jelas bukan bahwasanya Teori Vygotsky ini adalah teori yang melandasi pelaksanaan pembelajaran yang kooperatif di dalam kelas.

Serta kita perlu mengetahui bahwa Pembelajaran Kooperatif telah banyak diaplikasikan dan tentunya juga dilakukan penelitian oleh beberapa pendidik seperti guru di seluruh belahan dunia. dan juga termasuk negara kita Indonesia. Vygotsky berasumsi baha apapun yang dilakukan oleh seorang anak jika bersama- sama pada hari ini, maka suatu hari ia akan mampu melakukannya sendiri. 

Pembelajaran inj masih saling berkesinambungan dengan teori ketergantungan sosial dalam hal positif (interpendency social). Pada pembelajaran kooperatif memiliki rasa saling bergantung secara sosial antara individu satu dengan yang lain pada saat melakukan kelompok belajar. Rasa itu bisa menimbuklan dan memupuk rasa tanggung jawab dan juga semnangat belajar pada setiap individu dalam kelompok yang dibentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun