Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kekayaan alam yang melimpah. Ibu kota Indonesia saat ini berada di DKI Jakarta. Tetapi, saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan pemindahan ibu kota indonesia, yang berlokasi di Kalimantan. Pemindahan ibu kota ini merupakan upaya pemerintah dalam meratakan pembangunan dan menciptakan tujuan pertumbuhan di seluruh wilayah Indonesia. Â Dilansir dari Setneg.go Presiden Jokowi menyebutkan bahwa pemindahan ibu kota ini bukan hanya sekedar pemindahan fisik terkait bangunan atau gedung- gedung pemerintahan saja, menlainkan pemindahan budaya kerja dan pola pikir baru, disertai dengan sistem dan sumber daya manusia. Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa proyek IKN ini akan selesai dala 15 hingga 20 tahun yang akan datang.
Dalam pembangunan proyek IKN ini, pemerintah melakukan banyak usaha dalam mebangun segala infrastruktur secara maksimal. Sesuai dengan pernyataan yang dilontarkan oleh presiden jokowi mengenai anggaran. Â Anggaran dalam pembangunan IKN ini diharapkan dapat berasal dari APBN sebesar 20 persen dan 80 persen dari KPBU dan PPP atau Investor. Saat ini pemerintah telah melakukan beberapa pergerakan untuk menarik para investor asing untuk melakukan investasi di IKN. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam menarik para investor yaitu dengan cara melobi mereka. Lobbying yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ini dilakukan pada pertemuan yang diselenggarakan pada 18 Oktober 2022 di The Ballroom Djakarta Theater lalu.
Lobi yang merupakan upaya pendekatan yang dilakukan oleh suatu pihak guna memperoleh dukungan atas pihak yang saling memiliki kepentingan dan dapat memiliki pengaruh atau wewenang dalam upaya mencapai tujuan yang ingin diicapai. Hal tersebut telah dilakukan oleh presiden jokowi. Didalam pertemuan tersebut presiden Joko Widodo mengemukakan beberapa visi-misi terkait pembangunan IKN tersebut, serta memperkenalkan kepada audiens terkait apa saja yang akan menjadi proyek-proyek yang menguntungkan didalamnya. Hal tersebut dipaparkan olehnya dengan tujuan untuk menarik para investor baik nasional maupun internasional untuk memulai menanam investasi di IKN.
Tetapi hal tersebut sepertinya masih menjadi bahan pertimbangan bagi para investor, dikarenakan proyek ini masih belum memiliki kejelasan yang mutlak.
Berdasarkan lobbying yang dilakukan oleh pemerintah rasanya para investor masih belum bisa melihat peluang- peluang yang jelas terhadap proyek IKN ini. Salah satu yang menjadi keraguan dari para investor sepertinya dikarenakan proyek ini yang masih belum 100 persen rampung, serta pembangunan ini merupakan pembangunan yang sangat baru dan lahir di kawasan yang statusnya  bukan kawasan bisnis. Lantas saja itu menjadi keraguan bagi beberapa pengusaha atau investor.
Upaya yang dilakukan pemerintah sebenarnya sudah bisa dibilang bagus, dengan memperkenalkan konsep baru dari pembangunan sebuah kota yang bertemakan kehutanan tersebut. Â Tetapi konsep dari berdirinya IKN masih diragukan oleh para investor karena mereka masih ragu dengan potensi keberhasilan yang akan didapat jika berinvestasi disana, sehingga itu menjadi faktor utama dalam menimbang dan tolak ukur dalam penentuan sektor bisnis apa yang akan dibangun oleh para investor disana.
Kegiatan lobi seperti ini sudah menjadi hal yang biasa di ranah politik. Kegiatan lobi bisa dikatakan sukses jike perencanaan awal sudah terperinci dan pelobi harus bisa menjadi top tier dalam menguatkan gagasan dan bisa menjadi pengaruh bagi pihak-pihak yang sedang di lobi.
Hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk lebih bisa menarik para investor dengan menguatkan beberapa gagasan terkait sektor- sektor yang memiliki nilai jual terhadap proyek IKN ini dan adanya penguat dalam Serah Terima Jabatan yang mutlak terhadap pembangunan IKN ini. Â Dalam hal ini perlu penerapan retorika yang tepat dalam lobbying ini, agar sasaran yang dituju dapat terpengaruhi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI