Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ketahanan Energi-Universitas Pertahanan RI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Piagam Madinah sebagai Alat Pemersatu Umat

31 Oktober 2019   10:59 Diperbarui: 31 Oktober 2019   11:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada saat Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau disambut dengan hangat oleh masyarakat Madinah. Namun tetap saja, pada zaman jahiliyah seperti dulu tasa tribalisme yang kuat tetap ada, hal ini dibuktikan dengan adanya rasa keinginan  dan ambisi yang kuat untuk saling bertempur untuk mendapatkan supremasi dan untuk mendapat pengaruh diwilayahnya.

Sehingga Rasulullah membuat Piagam Madinah atau biasa disebut Konstitusi Madinah, yang mana berisikan perjanjian forman diantara suku-suku di Madinah, bahkan dengan non muslim juga seperti Yahudi dan Nasrani. Selain itu, isi daripada dokument tersebut adalah membicarakan hak dan kewajiban bagi seorang muslim, non muslim yang berada di Madinah sehingga piagam ini dijadikan alat untuk mempersatukan suku yang disebut ummah. Walaupun dahulu islam tidak menyebutnya "Negara Madinah" namun secara sistemnya sudah seperti negara modern seperti saat ini yang memiliki sistem islami. Dan utamanya, segala persoalan harus dikembalikan kepada Rasulullah untuk sebagai kepala pemerintahan di Madinah.

Efektivitas piagam madinah dapat meredam berbagai macam pertikaian diantara suku-suku yang ada di Madinah. Dan Rasulullah menempatkan suku-suku dalam derajat yang sama, tidak ada pengistimewaan salah satu diantara mereka. Hal ini meruntuhkan sistem aliansi kesukuan diantara mereka. Biasanya jika suku A diserang, maka suku-suku aliansinya akan membantudan biasanya hal ini yang menyebabkan terciptanya peperangan di Madinah kala itu.

Karena menurut mereka, keluarga adalah nomor satu. Bahkan ukuran keberaniannya dilihat sejauh mana ia mampu membela dan melindungi keluarganya, sehingga mereka bersedia seluruh jiwa dan raganya untuk membela kepentingan sukunya. Walaupun begitu, secara keseluruhan mereka bermurah hati, dilihat bagaimana cara memuliakan tamu, terlihat bagaimana mereka memberikan jamu-jamuan bagi tamunya bahkan sampai pada menyembelih untanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun