Mohon tunggu...
Asagift
Asagift Mohon Tunggu... Penulis - Guru

Ini adalah cara saya mengingat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Saat Kita Muda

10 Oktober 2021   23:47 Diperbarui: 11 Oktober 2021   00:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu seharusnya aku tidak perlu banyak bicara karena pada akhirnya seluruh kata-kata yang keluar saat itu kini berbalik padaku. Menilai dia yang paling benar, tetapi ternyata bukan. Menilai dia yang paling salah, tetapi ternyata bukan.  Saat itu seharusnya aku tidak perlu menilai. Itu terlalu berat. Daripada menilai siapa yang paling benar dan cepat, lebih baik perhatikan dia dulu baik-baik.

Aku terbiasa tidak pernah menangis di tempat umum, bahkan sekarang aku menahan tangisan dari Ibu. Aku menahannya karena aku takut mengkhawatirkan banyak orang.  Aku takut orang lain berpikir aku lemah. Aku juga benci jika melihat orang lain melihatku menangis. Akan tetapi, bukan berarti aku malu dicap tidak dewasa. Bukan, bukan seperti itu. Ada kalanya aku menangis. Menangis dan menjauh dari banyak pasang mata. Jikalau ada yang membuatku sedih aku akan beranjak sendiri menemukan tempat. Tempat yang hanya diketahui oleh aku seorang. Tentu saja, beristirahat tanpa melakukan apa pun itu baik. Meluangkan waktu menikmati kesendirian tanpa ikatan apa pun untuk mengingat kembali satu sama lain.

Meskipun sepenuhnya aku mengerti bahwa kita harus hidup berkompromi dengan bnyak orang. Entah, mengapa aku tidak suka melakukannya, bahkan mendengarnya saja aku tidak ingin. Rasanya aku ingin melawan dengan mengucap "Orang itu hidup sepeeri itu, mengapa aku harus hidup seperti itu juga?."

Hari ini aku mendapat banyak pesan "aku merindukanmu, aku mendoakanmu, selamat berkurang usiamu" dari teman-temanku secara bersamaan. Kata-kata hangat mereka sangatlah berarti untukku. Aku sangat senang meskipun kalimatnya hanya terdiri dari dua hingga tiga kata itu. Seperti hati yang telah menemukan keseimbangannya setelah bergejolak beberapa hari sebelumnya. Sungguh, setiap malam aku ingin menjadi seseorang  yang hangat di dekat kalian, teman-temanku. Seperti pesanmu bahwa kamu selalu mendoakanku meskipun kita jauh.

Terkadang aku bertanya-tanya mengapa aku harus hidup seperti ini, tetapi terkadang aku ingin hidup seperti ini. Manusia memang kurang bersyukur. Seharusnya aku tahu ini saat masih muda. Tahu bahwa sedikit orang yang hidup dengan melakukan pekerjaan yang mereka inginkan membuatku ingin tahu bagaimana cara mereka tetap tersenyum ketika melakukan pekerjaan yang mereka tidak inginkan. Ya, ikhlas. Menjadi pribadi yang ikhlas tidak membuat kita rugi.

Jika kamu bertemu dengan seseorang waktu itu. Seseorang tersebut membuatmu mempertanyakan tingkah laku yang dilakukannya, kamu perlu memikirkan secara mendalam apakah karena hatimu yang membuat bingung pada situasi itu atau karena dia.  Waktu itu, terkadang rasa iba, simpati, dan rindu disalahartikan dengan cinta.  Oleh karena itu, percakapan yang panjang tertahan dengan kesalahpahaman.

Hampir tidak ada perpishan yng disebabkan karena kesalahan satu pihak. Bahkan, jika 80% adalah kesalahanmu saat itu karena kritikmu, seharusnya aku lebih berusaha lagi agar lebih siap menerima kritik itu. Sungguh, aku ingin marah pada kejadian demo saat itu. Menyakitkan, tetapi aku tidak bisa menyalahkan diriku sendiri.

Tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sama-sama mengingat satu sama lain. Waktu berlalu dan terus berlalu.  Mungkin saja hari itu akan tiba ketika kita sudah memiliki suhu dalam hati yang normal.  Suatu hari, kuharap ada bunga yang mekar di suatu tempat yang membuat semuanya kabur, seperti perasaan saat kita muda yang mendebarkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun