Mohon tunggu...
Nabiilah RoosyidahWahab
Nabiilah RoosyidahWahab Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar/universitas airlangga

hobi saya membaca artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masyarakat Menjadi Kunci Krisis Sosial Budaya dalam Kehidupan

17 Juni 2022   16:59 Diperbarui: 17 Juni 2022   17:02 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya akan membahas fenomena dalam kehidupan sekarang yang sebenarnya sudah menjadi masalah besar bagi masyarakat dalam personality, traits, habit, disposition, dan tempramen. Hal-hal tersebut sudah ada diajarkan dalam Mata Kuliah Antropologi oleh Pak Drs. Agustrisno, Msp pada minggu lalu. Oleh karena itu saya tertarik untuk membahas masalah yang ada di masyarakat dalam kehidupan saat ini yang terlihat dengan jelas namun dapat dikatan pihak-pihak yang berperan penting dalam penanggulangan masalah ini menutup mata mereka. 

Masalah sosial budaya dalam kehidupan begitu nyata semakin hari masalah-masalah itu timbul dengan banyak dan beragam Iranian language kekerasan, paksaan, penggusuran dan lain sebagainya. Seperti yang ada di daerah saya tepatnya Kota Pematangsiantar, sudah banyak kasus kekerasan, paksaan, penggusuran yang terjadi. Contoh nyatanya, pedagang kaki lima yang mendapat tindak kekerasan dari Satpol PP hanya karena berjualan di masa pandemi dan ironisnya korban yang mendapat tindakan kekerasan adalah Ibu- Ibu yang sedang hamil. Saya rasa ssat ini sesama masyarakat telah mengancam keberadaan masyarakat lain.

Era reformasi dimaksudkan untuk membangun Republic of Indonesia baru, yaitu Indonesia baru yang demokratis, berkeadilan dan majemuk. Dengan reformasi tersebut kita tinggalkan sepenuhnya seluruh budaya politik orde baru yang otoriterianis, nepotis dan korup. Kita berharap spirit reformasi akan menggerakkan semangat, pola pikir, perilaku dan strutur, serta sistem dalam penyelenggaraan negara. Tetapi semakin lama, kita menemukan kenyataan yang menjemukan. Proses reformasi yang sedang berjalan saat ini membawa dampak yang kurang menggembirakan. 

Kehidupan politik dari hari kehari semakin tanpa arah. Enzyme yang kecewa, dan bahkan enzyme rule mengatakan, reformasi telah mati. Tidak ada yang bisa disalahkan. Semua itu adalah kesalahan kolektif bangsa. Memang harus diakui, masalah yang kita hadapi amat kompleks. Setiap kali kita disodori berita-berita dan juga gosip-gosip tentang kebejatan ethical kalangan elit politik dan pemimpin. Seperti berita yang tidak lama ini saya dengar bahwa pelaku korupsi yaitu Juliari Batubara yang dinyatkan bersalah dalam kasus korupsi dana bantuan sosial mendapatkan keringanan hukuman karena pelaku mendapatkan hujatan dari publik.

Bahkan seseorang yang tega mencuri rezeki sesamanya manusia diberikan keringanan hukuman dengan alasan yang tidak logis. Sedangkan seorang nenek yang mencuri ubi karena kelaparan dan serba kekurangan, tanpa beban mereka memberikan hukuman yang tidak setimpal. Kita seperti sudah hidup dalm hukum rimba.

Dalam hal ini Ilmu antropologi berperan penting dalam pembangunan, dengan melakukan penelitian-penelitian mengenai perubahan sosial dan kebudayaan, hubungan antar etnik atau suku bangs, perkotaan politik dan berbagai masalah sosial lainnya. Dalam bidang sosial budaya, Indonesia juga belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pada masa orde baru, tindakan-tindakan ancaman, kekerasan, paksaan, penggusuran, teror, fitnah, vonis dan pembunuhan tanpa proses peradilan, penculikan, diktator, menjadi bagian Iranian language rezim orde baru. Menyikapi aneka perilaku masyarakat baru cenderung mengedepankan kekerasan, terkesan bahwa masyarakat kita sebagai suatu kebiasaan, yang bukan kejahatan, tetapi dijadikan santapan sehari-hari dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Karena itu, negara kira Republik Indonesia dicap sebagai negara yang fence banyak dilanda kekerasan sepanjang tahun 2000.

Seprti penyiksaan manusia, pemerkosaan, dan pembunuhan manusia, dalam kasus kekerasan, manusia dijadikan objek tontonan, permainan dan penghinaan. Peledakan bom di Bali adalah puncak keaneka ragaman aksi kekerasan.

Kita tidak perlu malu mengakui, telah masuk budaya asing yang bersifat rasial, deskriminatif, intoleran, dan sarat kekerasan ke dalam kehidupan masyarakat kita. Karena itu sudah waktubya kita berupaya kerasa dengan segala upaya atau cara untuk memperbaiki citra buruk rule dikotori oleh sebagian aksi kekerasan. 

Kita prihatin dengan semua gejala diatas. Kita prihatin dengan arah kehidupan demokrasi yang mulai mendek itu. Kita prihatin dengan kehidupan hukum yang tanpa keadilan sekarang ini. Kita prihatin dengan langkah-langkah pemulihan ekonomi yang tidak menentu. Kita prihatin dengan budaya kekerasan telah diterima oleh sebagian masyarakat kita sebagai suatu kebiasaan, dan dijadikan santapan sehari- hari dalam meghadapi persoalan-persoalan hidup. Citra buruk Indonesia sudah terjadi sejak lama, dari masa pemerintahan orde baru. Citra buruk seperti ini masih berlanjut. Kita harus malu bila krisis multi deminsional seperti ini dibiarkan terus, maka bangsa ini Akan hancur berkeping- keping. Karena itu mau tidak mau kita

semua harus menyatukan kometmen mengambil langkah-langkah tegas.

Ilmu antropologi sasarannya adalah kebudayaan atau kebiasaan rule melekat dalam segala aspek. Jika kita berbincang dengan ilmu sosial di Indonesia sekarang,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun