Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilematika dan Problematika Mencantumkan Gelar Akademik pada Acara Pernikahan

21 September 2022   07:27 Diperbarui: 21 September 2022   10:36 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by lvaro CvG on Unsplash   

Sudah umum rasanya undangan pernikahan menampilkan nama keluarga besar, denah lokasi pernikahan, hari pernikahan, dan gelar akademik pada pernikahan. 

Awalnya dulu tidak mempermasalah hingga masuk usia atau fase untuk menikah. Ada rasa penasaran dan pertanyaan untuk apa mencantumkan gelar akademik di pernikahan? Prosesi pernikahan dan prosesi wisuda seperti. Ada rasa aneh dan bingung kegunaan dalam pencantuman gelar ini. 

Pernah di fase tidak terganggu dengan hal ini, karena ku kira dulu itu hal lumrah, dan juga wajar. Kemudian makin kesini mempertanyakan hal yang sama juga, tujuannya apa ya?.

Tidak sampai terganggu juga, sebenarnya hanya penasaran saja, kenapa banyak warga kita atau bahkan keluarga terdekat kita mencantumkan gelar akademiknya di undangan pernikahan.

Kemudian aku teringat adegan sinetron Si Doel Anak Sekolahan, kalau tidak salah saat itu Babe Sabeni girangnya bukan main, karena Doel anak sulung lelakinya sudah jadi Tukang Insinyur.

Salah satu potret masyarakat kita bukan? Untuk beberapa orang atau keluarga kita gelar sarjana mungkin salah satu pencapaian yang ingin disyukuri juga suatu kebanggaan.

Tidak sedikit saat ini dari keluarga besar masyarakat Indonesia yang memiliki atau mampu mendapatkan gelar sarjana. Bahkan temanku pun, pernah bercerita kalau ia termasuk Sarjana pertama di keluarganya.

Ya mau bagaimana lagi ini fenomena sosial yang ada di masyarakat kita. Untuk beberapa orang hal itu terkesan norak , dan terkesan malu-maluin tapi, untuk sebagian orang hal itu merupakan kebanggan. Kemudian pentingkah mencantumkannya? bisa aku jawab tidak terlalu penting, karena memang tidak ada kewajibannya.

Sama halnya gelar Haji, mungkin hanya di tanah air kita ini saja yang mencantumkannya, dan sepengetahuan ku diluar sana pun tidak ada, juga banyak para pendakwah Indonesia pun tidak mencantumkannya saat berdakwah. Perihal pencantuman gelar pada acara pernikahan dimaknai dengan baik-baik. Tidak perlu menjadikan hal itu suatu kewajiban tertentu semisal tidak dicantumkan esensi pernikahan akan berkurang. Esensi pernikahan akan berlangsung saat prosesi pernikahan usai yaitu berumah tangga.

Untuk urusan gelar ini memang cukup unik kalau kita perhatikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun