Mohon tunggu...
N Shalihin Damiri (Bin)
N Shalihin Damiri (Bin) Mohon Tunggu... Penulis - Asal Madura

Bernama lengkap N Shalihin Damiri. Kelahiran Madura. Menulis hal-hal usil. Juga cerpen, puisi dan esai. Cerpen yang sudah dibukukan termaktub dalam Antologi Cerpen Majalah Ijtihad Nama Saya Santri (2014). Santri tulen. Sedang nyantri di PP. Sidogiri Pasuruan. Aktif di Majelis Sastra Kun!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tanda Tanya

13 Maret 2016   22:26 Diperbarui: 13 Maret 2016   22:47 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

aya selalu ingat sebuah ungkapan hebat tentang pentingnya bertanya. Katanya, Malu bertanya, sesat di jalan. Dari ungkapan ini saya menyadari hal baru tentang konsep hubungan antara satu makhluk dengan yang lainnya. Bahwa makhluk sosial yang bernama manusia, sehebat apapun, tetap membutuhkan orang lain. Maka, bertanya menjadi sebuah keniscayaan hidup. La budda!

Ada kisah inspiratif tentang pentingnya bertanya. Konon, teori gaya gravitasi bumi yang masyhur itu lahir dari sebuah pertanyaan sederhana seorang lelaki bernama Sir Isaac Newton. Alkisah, pada suatu siang yang terik, ketika sedang enak-enaknya ngaso di bawah pohon apel yang rindang, kepala Newton dijatuhi oleh buah apel yang ranum. Ia terkejut bukan main. Lalu timbul pertanyaan sederhana dalam pikirannya yang kemudian menyeruak, mengapa setiap benda jatuh itu selalu ke bawah?

Pada masa ke-khalifah-an Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq, ada kisah yang lebih menarik lagi, tentang seorang panglima besar Romawi, Jarojah. Ketika itu, terbersit di hatinya pertanyaan tentang kehebatan Sayyidina Khalid bin al-Walid yang selalu menang dalam segala medan perang. Juga tentang julukannya yang menggetarkan, si Pedang Allah. Bagaimana bisa?

Pertanyaan itu baru terjawab pada perang Yarmuk, ketika Jarojah menanyakan langsung pada al-Walid yang akhirnya mengantarkan Jarojah pada kebenaran Islam. Kabar baiknya, Jarojah mampu melaksanakan shalat dua rakaat yang kemudian syahid di perang Yarmuk.

Bagi kita, mungkin pertanyaan semacam itu klise dan tak bermutu, atau bahkan tak penting sama sekali. Tapi adakah kita berpikir bahwa berawal dari pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itulah yang melahirkan hal-hal hebat. Maka, kadang dari pertanyaan tak penting bisa menjelma menjadi perubahan besar.  Seperti kisah Sir Isaac Newton dan Jarojah tadi.

Kita harusnya bisa mengambil teladan dari kisah tadi. Bahwa kadang, di tengah hiruk-pikuk dunia ini, kita memang harus menyediakan waktu khusus untuk muhasabah diri. Kita mesti memberi kesempatan pada diri untuk mempertanyakan semua kinerja tubuh. Misalnya pertanyaan tentang kebaikan apa yang telah kita lakukan selama sehari, atau kemaslahatan apakah yang sudah kita sumbangkan pada hidup? Adakah kebaikan yang dominan, atau justru keburukan yang paling mewarnai aktifitas kita?

Memang, tak semua pertanyaan butuh jawaban, sebab ada kalanya pertanyaan itu hanya bersifat mengingatkan. Seperti yang bertebaran di dalam al-Quran. Banyak ayat-ayat di dalam al-Quran yang diakhiri oleh pertanyaan-pertanyaan, semisal; a falâ ta’qilûn, a falâ ta’lamûn, afalâ yatadabbarûna al-Qurân. Atau ayat-ayat yang memang bersifat pertanyaaan secara umum, semisal dalam surat al-Qari’ah.

Sekarang, silakan kasih ‘tanda tanya’ dalam diri Anda sendiri, kemaslahatan apakah yang sudah saya sumbangkan pada Sidogiri? Anda tak perlu repot-repot teriak untuk menjawabnya. Cukup dengan berbisik saja dalam hati; apa, ya!?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun