Mohon tunggu...
M Yusuf Alamudi
M Yusuf Alamudi Mohon Tunggu... Ilmuwan - orang biasa yg ingin berbagi ilmu

menulis untuk mencerahkan umat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengukur Efektivitas PSBB

27 Mei 2020   22:07 Diperbarui: 27 Mei 2020   22:14 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

SARS CoV 2 atau yang lebih dikenal dengan Covid 19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, pertama kali terdeteksi di pasar hewan distrik Wuhan China pada bulan desember 2019, Virus ini sampai dengan akhir bulan mei, orang yang terinfeksi 5 juta orang, lebih dari 150 negara terjangkit, kematian lebih dari 300 ribu orang. 

Di Indonesia, virus ini diumumkan pada bulan februari 2020 oleh pemerintah, sampai dengan saat ini SARS CoV 2 atau Covid 19, 19 ribu orang terinfeksi dan 1200 orang meninggal dunia. 

Dalam rangka menekan penyebaran SARS CoV 2, pemerintah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar), hal ini berdasarkan pola penularan SARS-CoV 2 atau Covid 19 mayoritas berasal dari interaksi sosial masyarakat dalam skala besar dibandingkan dengan penularan melalui cluster atau penularan antar kelompok. 

Pemerintah daerah diperbolehkan mengajukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dengan syarat : 1. jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah, 2. Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa atau negara lain. Sampai dengan saat ini, lebih dari 100 kota/kabupaten di Indonesia telah menerapkan PSBB guna menekan penyebaran SARS CoV2 atau Covid 19.

Efektifkah Penerapan PSBB

Hakekat diterapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) adalah menekan atau mengurangi penyebaran SARS CoV2 atau Covid 19. Ini disebabkan SARS CoV2 atau Covid 19 memiliki daya penyebaran yang cepat dibandingkan dengan virus lain. Harapan dengan penerapan PSBB dalam menekan penyebaran dan mengurangi SARS CoV2 atau Covid 19 tidak terjadi. 

Ini didasarkan pada angka kasus SARS CoV2 atau Covid 19 sebelum dan sesudah PSBB dilakukan, masih terjadi kenaikan kasus orang terinfeksi oleh SARS CoV2 atau Covid 19. 

Ini disebakan penerapan PSBB (Penerapan Sosial Berskala Besar) belum diikuti dengan memberikan pemahaman yang baik, detail dan jelas pada masyarakat tentang SARS CoV2 atau Covid 19 maupun protokol kesehatan yang harus dilakukan di dalam menghadapi SARS CoV2 atau Covid 19.

Dari aspek Virologi, tentu akan memberikan dampak yang cukup serius. Ini disebabkan SARS CoV 2 atau Covid 19 antar satu daerah belum tentu sama, bisa meimbulkan derajat keparahaan maupun gejala klinis yang ditimbulkan pada orang yang terinfeksi bisa berbeda dan bervariasi, sehingga membutuhkan penanganan maupun pengobatan yang berbeda. 

Selain itu, percampuran dua virus SARS CoV 2 atau Covid 19 yang berbeda tentu akan mengakibatkan perubahaan pada materi genetic SARS CoV 2 atau Covid 19 terutama yang berkaitan dengan virulensi atau daya bunuh maupun pada metode diagnostic atau pengujian di laboratorium. 

Dua virus SARS CoV 2 atau Covid 19 yang berbeda dan bergabung menjadi satu akan memiliki materi genetic yang berbeda dari virus asal, sehingga akan menurunkan nilai keakuratan alat uji diagnostic dalam mendeteksi SARS CoV 2 atau Covid 19 pada masyarakat atau orang yang diduga terinfeksi oleh SARS CoV 2 atau Covid 19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun