Mohon tunggu...
myusuf298
myusuf298 Mohon Tunggu... Administrasi - semangat berbagi

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Studi Kasus Google+

14 Juli 2011   02:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Banyak hal menarik dari uji coba Google+. Kali ini saya coba cermati dari sisi kegigihan pebisnis.

Sejak beberapa tahun lalu Google menyatakan bahwa platform jejaring sosial merupakan bisnis masa depan. Dengan keyakinan tersebut, Google bertekad harus menjadi yang terdepan pada platform jejaring sosial.

Nampaknya keyakinan Google mulai terbukti kebenarannya, buktinya dalam tiga tahun terakhir Facebook tumbuh luar biasa, bahkan nilai sahamnya terus meroket mengejar Google. Tidak hanya Facebook, Linkedin juga demikian. Proses IPO-nya pada triwulan dua tahun ini sungguh mengagetkan kalangan investor. Tidak berbeda jauh dengan Facebook dan Linkedin, Twitter juga sempat menjadi primadona bagi para investor internet.

Celakanya, disaat Facebook, Twitter dan Linkedin meroket, produk jejaring sosial punya Google justru tidak laku di pasar. Google Buzz hanya rame di awal, setelahnya ditinggalkan. Seperti saya, setelah registrasi dan menggunakan beberapa waktu, akhirnya mundur pelan-pelan. Google Wave bahkan tidak terdengar di pasar.

Google tidak menyerah dengan kegagalanya, meski pun sebenarnya Google telah sukses di search engine dan banyak hal lain. Dengan keyakinannya, Google terus mencoba dan mencoba, sampai akhirnya muncul Google+, yang telah menghabiskan anggaran lebih dari 500 juta US dolar. Sukseskah Google+ ?. Belum tentu. Hari ini diberitakan Google+ telah dipakai oleh lebih dari 4.7 juta pengguna, padahal masih versi uji coba. Jika hal ini benar, boleh jadi Google+ bakal meraih sukses besar.

Tidak penting bagi saya, Google+ bakal sukses atau tidak. Pelajaran penting kali ini adalah:


  1. Meskipun Google telah suskses di banyak hal, ternyata Google tetap menginginkan suskses di jejaring sosial. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa bisnis masa depan berada di jejaring sosial.
  2. Ketika Google meyakini sesuatu, dia berupaya dan tidak menyerah. Beberapa kegagalan tidak membuat Google merubah keyakinan. Yang saya heran, Google bahkan semakin berani investasi besar untuk keyakinannya.


Tidak mudah bertahan dengan keyakinan yang tidak kunjung datang hasilnya, tapi Google telah menunjukkan hal tersebut. Semoga hal ini menjadi inspirasi bagi saya dan pembaca, para pebisnis pemula. (http://www.myusuf298.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun