Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Features - 27] Si Upin dan Ipin perekat persaudaraan RI dengan Malaysia

28 Agustus 2010   03:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:39 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat berbuka puasa di senja hari --- anak-anak Indonesia kini sering mengucapkan doa “Buka Puasa” bersama si Upin dan Ipin. Anak-anakIndonesia menantikan saat-saat indah itu.  Walau pun mereka rata-rata puasa setengah hari. Alangkah indahnya.

 

Sudah setahun lebih barang kali anak-anak Indonesia menjadi sahabat-sahabat Upin dan Ipin serta kawan-kawannya --- anak-anak Indonesia sangat mengenal karakter mereka.  Bahkan selain Upin dan Ipin, si tokoh utama --- anak-anak Indonesia itu pun bisa akrab meng-idolakan Mei-mei, Mail, Ijat, Darjit, Ihsan  dan lain-lain.

 

Di beberapa TV nasional menayangkan film animasi Malaysia.  Episode Upin dan Ipin mengajarkan pluralisme, adab dan sopan santun, ide-ide kreatif di sekolah, di masyarakat, dan  ke-arifan lokal.  Anak-anakIndonesia kini sangat mengenal Malaysia, Negara tetangga mereka.  Anak-anakIndonesia merasa kedekatan agama dan budaya mereka dengan Malaysia. Mereka mengenal tokoh-tokoh dan karakter dalam keluarga dan masyarakat.  Ada atuk , ada nenek, opa , ada pula  kak Ros, serta adat rasam bertetangga.

 

Dan tokoh guru yang memberi bimbingan dengan bijaksana, serta mengajarkan cara berfikir yang kreatif bagi murid-muridnya.   Anak-anak Indonesia meriah menyayangi Cik Gu yang setiap hari ditunggu-tunggu mereka (di depan TV di rumah).

 

Yang istimewa kini --- anak-anak Indonesia bisa mengerti dan menyadari bahwa bahasa dan dialek melayu Malaysia --- tidaklah jauh berbeda dengan mereka. Kita bisa mendengar anak-anak Indonesia dengan ceria bermain dengan bahasa Indonesia atau Melayu dengan  dialek melayu.  Alangkah cerianya anak-anak ‘tu pak cik.

 

Sekarang di Indonesia ; di pasar , di toko, dan di Mall adalah umum melihat barang-barang dagangan dengan karakter si Upin dan si Ipin.  Tas sekolah, jas hujan, buku tulis, topi, pakaian Muslim – Jilbab – topi – kopiah, dan buku-buku cerita anak-anak atau buku pelajaran membaca berhitung --- semuanya penuh dengan nuansa kisah ceria si Upin an si Ipin.

 

Di pusat-pusat kerajinan, pusat konveksi dan garmen, di sentra pergerakan ekonomi kerakyatan Indonesia --- daya dorong budaya Upin dan Ipin --- menggerakkan budaya ekonomi.  Berapa milyar rupiah  budaya Upin dan Ipin kini melanda kegairahan kreatifitas anak bangsa.  Bagaimanakah arti Ekonomi Kerakyatan itu dalam khazanah ranah Hukum di bidang Intelectual Right ?

 

Yang pasti itulah kohesi Budaya Serumpun Melayu.  Anak-anakIndonesia dengan saudaranya dari Malaysia.  Ahoy bijak kali Ncik ‘ni ah !

 

Pepatah Indonesia mengatakan : “Berbilang dari Esa, mengaji dari alif” ---Setiap pekerjaan dilakukan hendaklah beralur pada Aturan dan Sejarah --- jangan sembarangan langsung dikacau di tengah-tengah.

 

An nescis, mi fili, quantilla prudential regatur orbis ?

Tidakkah engkau tahu, wahai anak-ku, betapa sedikitnya kebijaksanaan yang memerintah dunia ini ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun