Mohon tunggu...
Humaniora

Surat tuk Sang Pencipta

19 September 2016   11:36 Diperbarui: 19 September 2016   11:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kepada : Sang Pencipta

Selamat pagi, wahai sang pencipta pagi. Terima kasih Tuhan atas segala yang telah engkau berikan kepadaku, segala yang kuterima kupercaya bahwa semuanya itu adalah milikmu dan direncanakan untuk Kau anugerahkan kepadaku. Terima kasih Tuhan, pagi ini engkau masih menganugerahkan kepadaku nafas kehidupan di hari yang baru. Tuhan, aku bersyukur atas berkatmu kepadaku, kepada keluargaku, teman – temanku, dan semua yang kucintai. Aku bersyukur boleh merasakan suasana bahagia dalam keluargaku. 

Aku juga bersyukur karena mereka telah menyarankan dan membantuku untuk bisa bersekolah di Loyola ini. Aku merasa bahagia dan kerasan disini. Banyak pengalaman baru yang dapat kurasakan di sini. Teman-temanku disini sangat asyik yang membuatku semakin betah hidup di Semarang walaupun jauh dari orang tua. Tuhan, aku mohon kepadaMu, semoga aku dapat menjaga diriku sendiri, tidak membuat keluargaku dan orang – orang yang mencintaiku khawatir akan diriku. 

Aku mohon berilah aku dan berkatilah aku lewat Roh Kudusmu, semoga Roh Kudus dapat tinggal di hatiku dan membuatku semakin mampu berbuat baik dan semakin mampu menahan godaan untuk berbuat tidak baik. Tuhan aku juga mohon, semoga Roh Kudusmu juga mampu membuatku memiliki niat untuk belajar lebih rajin lagi. Karena nilai yang akan kudapat nanti akan kuperlukan dan akan kupakai untuk mendaftar kuliah nanti saat setelah aku sudah lulus. Aku tidak ingin usaha orang tuaku sia – sia setelah menyekolahkanku di sini dengan harga yang juga tidaklah murah dan tidak mudah untuk didapat juga.

Tuhan, semoga aku juga mampu mengatur diriku dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Aku percaya bahwa orang akan dinilai akan apa yang dilakukan dan dikatakannya. Aku tidak ingin membuat malu orang tuaku atas apa yang kuperbuat. Aku akan jaga kepercayaan mereka bahwa aku adalah anak yang baik dan pantas untuk dibanggakan. Tuhan, semoga aku dapat lebih mengerti prioritas akan apa yang harus kuutamakan lebih dulu dalam kegiatan di hidupku sehari – hari. 

Semoga aku dapat berbuat baik dan menjadi sukacita bagi mereka seperti menjadi garam dan terang bagi merea. Aku percaya bahwa menjadi sukacita bagi orang lain pun akan mendatangkan berkat bagi diriku sendiri. Tuhan, semoga aku memiliki rasa keberanian yang cukup untuk membela kebenaran dalam kehidupanku sehari-hari, baik di sekolah maupun masyrakat. Aku juga mohon agar aku dapat mengatur emosiku dan menjalin hubungan dengan teman – temanku dengan baik.

Tuhan di waktu remajaku ini, semoga aku dapat menggunakan waktuku sebaik – baiknya dengan mengisinya dengan berbagai kegiatan positif yang juga berguna bagi diriku sendiri.Tuhan aku mohon, buatlah aku selalu bersyukur atas segala yang telah kuterima, karena aku tahu bahwa aku adalah orang yang beruntung dengan dapat merasakan hidup yang berkecukupan. Semoga aku selalu dapat bersyukur walaupun aku sedang dilanda kesedihan, aku percaya bahwa kesedihan yang kualami akan memberiku pelajaran dan membuat diriku lebih dewasa dalam menghadapi masalah – masalah di hidup ini. Aku ingin juga dapat menggunakan dengan baik semua yang telah ornag tuaku berikan kepadaku.,

Tuhan, demikian permohonan – permohonanku, kiranya Engkau mendengarkan dan mengabulkannya. Semoga aku menjadi pribadi yang lebih dekat dan lebih mengenal dirimu serta makin percaya kepadamu. Aku ingin imanku diteguhkan agar aku mampu menjadi apa yang telah kumohon kepadamu. Tuhan, kuserahkan seluruh hidupku kepadamu, dan semoga kehidupan yang kujalani ini menjadi lebih berarti dengan berani untuk selau berbuat baik kepadamu. Terimakasih Tuhan aku boleh memohon banyak kepadamu, dan terimakasih engkau mau membaca suratku ini. Terima kasih Tuhan.

Dari, ciptaanmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun