Mohon tunggu...
Muhamad Zidan Alfarizi
Muhamad Zidan Alfarizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, Universitas Terbuka

Berniat mengenal, berbagi cerita, lalu membekas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Teman adalah Saudara

9 Februari 2023   01:31 Diperbarui: 9 Februari 2023   01:40 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, di usiaku yang masih belasan, Teman merupakan saudara. Kenapa aku bilang saudara?

Iya, pergaulan membuatku terus berkembang dan tumbuh. Aku selalu memaknai apa yang ku jalani ketika bertemu, berdiskusi, tolong-menolong, kepada teman.

Aku dapat dikatakan orang yang tidak betah bila terlalu lama diam dirumah. Membuatku mati otak, badan lemes, dan juga mental ciut.

Beranjak entah kemana, aku tidak pernah mengatakan rugi bagi diriku jika kebanyakan nongkrong sana-sini, pergi kesana-kesini menghabiskan uang. Toh, uang dapat dicari, namun relasi dan kebahagiaan yang sulit untuk didapatkan.

Aku sengaja membuka diri, menerima golongan teman dari manapun, tidak membedakan, dan setia menjadi pendengar.

Sebagi contoh hari kemarin, Rabu 8 Februari 2023. Merupakan hariku menjadi tenaga pengajar di sekolah dasar. Namun aku merasa tidak nyaman sebelum mengajar, ada benak pikiran yang terganjal. Membuat ku diam ketika teman-teman kerjaku bersenda gurau, seperti tidak pada biasanya yang terbilang aku adalah konyol dan tidak bisa diam.

Selintas kemudian aku chating Talita, kawan dekatku ketika SMP dulu, ia sedang aktif kuliah di Universitas Sultan Agung Tirtayasa saat ini. Aku chating segala pikiran tidak enakku kepadanya, dan ia berkenan membalas curahanku. Terima kasih Talita, berkatmu aku ter arahkan.

Lama kemudian setelah aku beres mengajar, rasanya boring. Aku harus menunggu jam pulang yang sangat lama. 

Namun syukurlah, bosanku tergantikan ketika melihat gitar di kantor yang lama tidak dimainkan. Tanpa basa-basi aku meraih gitar itu dan bernyanyi sesuka hati. Mungkin terlalu larut asik dengan gitar yang kumainkan, partner kerjaku menawarkan untuk membawa pulang gitar itu. Ah, aku malah menolaknya. Baru menyesal ketika sudah di rumah.

"Kenapa ga aku bawa aja ya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun