Gunung ulah meunang di lebur. Ulah bohong. Kudu akur ka babatur. Lebak ulah diruksak. Lojor ulah meunang dipotong. Pendek ulah meunang disambung.
Artinya : gunung jangan pernah pernah diratakan, jangan bohong harus akur dengan sesama. Lebak jangan dirusak, panjang jangan dipotong pendek jangan sampe disambung.Â
Siapa yang tidak kenal baduy, suku sunda yang ada di kabupaten Lebak dengan segala keunikannya. Terletak di kampung Cibeo Kanekes kecamatan Leuwidamar desa cisimet kabupaten Lebak. Baduy Sebuah suku yang hidup di pedalaman Banten, hidup secara terisolasi dari dunia luar. Mereka hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam.
Alam yang masih alami dan budaya yang ditawarkan Baduy menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi daerah ini.
Baduy dengan segala keunikannya, mereka hidup menyatu dengan alam tidak menerima peradaban, hidupnya Nomaden atau berpindah pindah. Konon suku Baduy berasal dari keturunan Kerajaan padjajaran yang mengasingkan diri di gunung kendeng pedalaman yang ada di kabupaten Lebak.Â
Awal mula pengasingan terjadi saat wilayah Banten dikuasai oleh Sunan Gunung Jati yang membawa misi menyebarkan agama Islam, dan mereka menolak untuk diislamkan hingga mengasingkan diri.
Baduy terdiri dari dua kelompok, kelompok Baduy luar dan Baduy dalam. Kelompok Baduy luar merupakan orang orang Baduy dalam yang telah melanggar aturan kemudian diusir dan meninggalkan Baduy dalam. Baduy luar lebih terbuka dan menerima peradaban dan modernisasi, mereka menerima tekhnologi, meskipun sedikit terbuka suku Baduy luar tetap tidak diperkenankan untuk sekolah.Â
Bukan tanpa alasan leluhur di sana melarang warganya untuk bersekolah, ketidaktertarikan masyarakat adat untuk bersekolah dikarenakan akan membawa dampak yang kurang baik ke depannya. Dan dikhawatirkan keblinger dan berpotensi menggurui dan lebih parahnya akan semena-mena terhadap warga adat lain. Alasan itulah yang mereka pegang teguh sampai saat ini.Â
Demikian pula dengan kelompok Baduy dalam, hidupnya tidak menerima peradaban, mencuci pakaian pun dilarang menggunakan sabun. Semuanya dari alam. Mereka makan dari hasil tani yang mereka tanam, sistem barter masih berlaku di suku Baduy dalam. Tidak ada televisi, dan alat alat elektronik lain, bahkan listrik pun tidak boleh masuk.