Mohon tunggu...
Journalist From Indonesia🇮🇩
Journalist From Indonesia🇮🇩 Mohon Tunggu... Jurnalis - Kerja-Belajar-Liburan🌷

Mengerti aku dalam aku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kompaknya Ayah Ibuku Menjadi Jin Dapur

24 November 2022   08:05 Diperbarui: 24 November 2022   08:13 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masak didapur dengan bahan kayu, sumber foto:Dokpri

Nusa Tenggara Barat - Citra Maulida - Selama ini masyarakat banyak berpendapat bahwa suami dan istri memiliki hak dan tanggung jawabnya masing-masing, dimana kewajiban istri di rumah identik dengan mengurus rumah dan anak, dapur. Sementara suami memiliki kewajiban bekerja dan mencari nafkah diluar rumah.

Namun, sebenarnya setiap kegiatan di rumah akan memberikan hasil yang lebih baik jika dilakukan secara bersama-sama. Tidak ada yang salah juga apabila seorang istri bekerja diluar poksi tadi pun tidak ada salahnya apabila suami mengerjakan urusan rumah tangga apalagi kalau sampai kompak untuk menjalaninya. Salah satunya kegiatan memasak, dengan adanya kolaborasi antara suami dan istri di dapur baik dalam berkomunikasi yang lancar, menyiapkan makanan yang lezat untuk dihidangkan bersama anak-anak.

 Sebenarnya hal semacam itu dapat memberikan dampak positif dalam hubungan, seperti meringankan pekerjaan istri sekaligus mempererat keluarga dan keharmonisan rumah tangga. Seperti yang dilakukan oleh ayahku apabila sedang tidak bekerja diluar rumah.

Ayahku bekerja sebagai nelayan, tatkala cuaca dan kondisi laut sedang tak membaik, gelombang dan angin kencang. Ia selalu menyempatkan diri untuk ikut memasak di dapur bersama ibuku, berjam-jam berurusan dengan cabai, bawang putih, cobek. Bahkan aku namakan mereka jin dapur yang selalu ada di dapur, selalu saja ada yang di masak. Meski masih menggunakan kayu bakar tanpa adanya gas elpiji. Memasak sayur kuning, bayam kesukaan anak-anaknya. Ibuku pekerja rumah tangga yang tak kenal lelah. Pagi di dapur, selesai itu di halaman rumah nyapu, masuk lagi untuk cuci piring dan baju. Mengurus anak. Bagiku, pekerjaan yang paling baik ialah menjadi ibu rumah tangga. Membersihkan seisi rumah, membesarkan anak, mengurus segala jenis keperluan anak dan suami, belum lagi memilih makanan dan lauk yang akan di santap. Berat, karena aku dan kedua saudaraku mempunyai perbedaan. Ada yang suka lauk sambal ada yang suka lauk yang agak sedikit manis, ada yang sudah pedes.

Sebisa mungkin, sebagai ibuku, ia tahu cara mengatur lauk kami. Agar adil dimeja makan. Sosok ibuku sebagai pelengkap ayahku. Mereka selalu harmonis, aku sempat berpikir, apakah keharomonisanya terjadi apabila sepasang suami istri kerap meluangkan waktu kerja bersama seperti masak bersama-sama.

Ayahku yang senantiasa membantu ibuku. dokpri
Ayahku yang senantiasa membantu ibuku. dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun