Mohon tunggu...
muthia meilani
muthia meilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaya, Yogyakarta. NIM: 22107030042

mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2022 UIN Sunan Kalijaya, Yogyakarta. NIM: 22107030042

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Terkini Gunung Merapi

16 Maret 2023   00:43 Diperbarui: 16 Maret 2023   00:52 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada sabtu 11/03/2023 pukul 12.12 WIB Gunung Merapi yang terletak diantara provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta kembali mengalami erupsi. Sebelumnya pada tanggal 25 Januari 2022 BPPTKG sudah memperkirakan potensi bahasa erupsi Gunung Merapi pada status siaga (level III). Sampai saat ini abu vulkanik dari erupsi gunung merapi sudah berdampak ke kabupaten Magelang, Purworejo, Wonosobo, dan beberapa wilayah di Sleman seperti Kaliurang sudah terkena abu tipis, selain itu abu vulkanik juga sudah mengarah ke wilayah Kebumen dan Banjarnegara.

Menurut data yang diterbitkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), masa pengamatan 15/03/2023 dari pukul 00:00-06:00 WIB, sudah terjadi 18 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1500 meter ke arah barat daya dan hingga tanggal 14 Maret 2023 sudah terjadi lebih dari 60 kali guguran awan panas. Pada tanggal 15 Maret 2023 pukul 17.14 WIB kembali terjadi guguran awan panas dengan jarak luncur 1000 m ke arah Barat Daya dan amplitudo 35 mm durasi 100.32 detik. 

Cr. Twitter Merapi Uncover
Cr. Twitter Merapi Uncover

Melihat aktivitas vulkanik dari gunung merapi yang masih terus terjadi, per 12 Maret 2023 Balai Taman Nasional Gunung Merapi menutup sementara 3 Objek wisata Alam (OWA) yang berada di wilayah Taman Nasional Gunung Merapi, meliputi OWA Jurang Jero, OWA Tlogo Muncar, dan OWA Kalikuning-Plunyon. Selain itu Bupati Sleman juga mengeluarkan surat edaran tentang Penghentian sementara aktivitas masyarakat di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi. 

Hal ini disebabkan  aktivita vulkanik yang cukup tinggi sampai saat ini yang ditandai dengan pertumbuhan kubah lava, guguran lava pijar, dan awan panas guguran disertai hujan abu vulkanik, baik kubah lava di barat daya maupun kubah lava di tengah kawah. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) juga menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak seiring dengan musim hujan yang masih terjadi di D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun