Di era digital saat ini, memberikan kita akses yang mudah. Anda dapat dengan mudah menemukan berita dan detail informasi terbaru dari mana saja di dunia. Secara khusus, melalui berbagai platform media sosial dan berbagi pesan singkat, mudah untuk menemukan aktivitas kerabat, keluarga, dan bahkan  selebriti. Intensitas interaksi dunia maya  melalui internet justru menimbulkan kondisi psikologis yang disebut FoMO atau Fear of Missing Out.
Apa itu FoMO (Fear of Missing Out)? Â
Para ahli menggambarkan FoMO sebagai penyakit mental. Ini adalah saat Anda terlalu cemas karena Anda tidak memiliki informasi terbaru, berita atau gosip selebriti, atau bahkan tren terbaru. Salah satu ciri dari mereka yang menderita FoMO adalah rasa ingin tahu mereka yang terus-menerus tentang kehidupan orang lain.
FoMO memengaruhi kita mengambil keputusan secara terburu-buru. tetapi Gangguan FoMO tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari dalam pengambilan keputusan. Terutama bagi orang yang menderita gejala FoMO akut seperti, Takut tidak mengikuti tren terkini. Meski tidak semua tren saat ini cocok untuknya.
Ketakutan dia untuk harus mengikuti tren tersebut tanpa pertimbangan yang cermat, pada kenyataannya, dapat mengganggu keputusan yang tidak pantas, terburu-buru, atau di luar kemampuannya.
Â
Bagaimana cara yang paling efektif untuk melawan FoMO dan mengurangi efek negatifnya?Â
Salah satu metode yang terbukti sangat efektif adalah "puasa" di media sosial. Membatasi penggunaan media sosial berarti sangat efektif dalam mengurangi kecemasan, ketakutan akan momen yang hilang, FoMO, atau masalah kejiwaan lainnya seperti kesepian atau depresi. Membatasi penggunaan media sosial hingga 30 menit sehari juga dapat memberikan manfaat kesehatan.