Mohon tunggu...
Widi Utami
Widi Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger. Home Based Education dan Bahasa Ekspresi Enthusiast.

Deaf Blogger | Sahabat Tuli Salatiga | CEO & Founder Rumah Pelangi | Full Time Mother at Home |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AADC2, Aku, Dia dan Ujian Pra Nikah

12 Mei 2016   19:07 Diperbarui: 12 Mei 2016   19:12 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Super. Menyimpan rasa Empat Belas Tahun Lamanya. Empat Belas. Jika dihitung dari lulus SMA berarti sedari usia sembilan belas tahun sampai usia tiga-tiga. Cintadi Indonesia, Rangga di New York. Tanpa komunikasi rutin, tanpa komitmen resmi. Behhhhh, hati macam apa ini yang bisa segitu kerennya menyimpan rasa tanpa imbal balik selama itu. 😂

Berbicara tentang Cinta yang kembali bertemu dengan Rangga, menghabiskan pertemuan itu dengan jalan-jalan di Jogja, padahal Cinta sudah memiliki tunangan, tetiba aku teringat dhawuh yai dulu bahwa selepas khitbah godaan semakin gedhe. Lah dalah... Sudah, aku sedang nggak mud membahas pro-kontra film ini terkait adegan yang tak sesuai dengan budaya Indonesia. Mending membahas tentang Cinta yang sudah tunangan tetiba bertemu kembali dengan Rangga setelah empat belas tahun lamanya. Iya, tentang aku, dia dan godaan pra nikah. Sembari bernostalgia. Mengenang kembali kilasan peristiwa yang rawan membuat calon nganten mengurungkan kembali niat menikah. Hitung-hitung menguatkan kamu yang dihantui pertanyaan 'kenapa banyak sekali rintangan menuju pernikahan'. That's your exam, Brotha. Wong cuma naik kelas saja musti diuji, apalagi demi tujuan nan agung; membangun mahligai suci yang kedepannya akan membentuk penerus agama, bangsa dan negara, sekaligus tabungan emak-bapaknya. Berat!

Si Dia tetiba Bertingkah Serba Menyebalkan

Sudah 'ditembung', ruang gerak terbatas, harapan kepada si dia begitu tinggi, lha kok si dia malah makin menyebalkan. Segala tingkahnya serba salah. Nyebahi, begitu kata orang Jawa. Kita-kita mengharapkan perhatian yang lebih intens, si dia malah sok suibuk luar biasa. Jangankan chat dari bangun tidur sampai tidur lagi, BBM, WA dan inbox FB saja cuma di-read. Sungguh, kemajuan teknologi kadangkala bikin orang dikit-dikit baper. Mengertilah, sibukku demi memperjuangkanmu. Halah.

Mendadak serba cemburuan, cuman nge-like foto cewek cakep saja bisa memantik api cemburu, sampai-sampai mendadak menjadi pujangga, lebay nulis puisi macam cacing diberi garam. Perih bener puisinya. Lu doang kali, Dut. 😂😂😂

Si Anu Mendadak Menjadi 'Tipeku' Banget

"Kok Anu keren banget sih, Dut. Sementara si Dia makin hari makin nyebelin. Blah blah blah blah..." tulis seorang sahabat. Aku membayangkan dia ngetik sms sambil mencoret-coret foto calonnya menjadi wajah badut.

"Sudah, fokus saja sama calonmu. Jangan tengok-tengok kesana kemari." aku mencoba menjawab sebijak mungkin.

Tak ada curhatan lebih lanjut, sahabatku pamit untuk melanjutkan aktivitasnya. Kukira dia sudah mencoba mundur perlahan dari si Anu. Hingga tetiba ada sms yang membuatku memijat kening. "Beb... Iki piye? Aku makin deket sama si Anu..."

"Sedekat apa?"

"Emm, bbm-an dari bangun sampai tidur lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun