Nabi Isa adalah nabi yang diutus sebelum nabi Muhammad SAW. Salah satu bentuk diplomasi yang dapat kita contoh adalah diplomasi nabi Isa AS. Dalam diplomasi modern, sebuah negara akan mengirimkan diplomatnya kepada negara penerima untuk mencapai kepentingan negaranya.
Salah satu bukti bahwa adanya diplomasi Islam adalah Allah SWT mengutus para nabi, dari nabi Adam hingga nabi Muhammad SAW untuk menjadi pemimpin umat manusia dan menjadi khalifah di bumi (al-Baqarah: 30).
Nabi Isa diutus Allah kepada bangsa Israel dengan kepentingan untuk menyampaikan tauhid dan informasi bahwa akan ada nabi setelah nabi Isa berasal dari keturunan bangsa Arab (nabi Muhammad SAW).
Lalu bagaimanakah diplomasi yang dijalankan nabi Isa?
- Protecting: melindungi tauhid Allah dari sikap bangsa Israel
- Promoting: menyerukan umat manusia dan mengajak untuk bertauhid
- Representing: sebagai perwakilan Allah di bangsa Israel
Dalam peristiwa nabi Isa ketika nabi Isa dikejar oleh pengkhianat Yudas Iskariot yang kemudian nabi Isa diangkat ke langit, apabila kita lihat dari diplomasi modern maka hal tersebut merupakan hak istimewa seorang diplomat yang kebal akan hukum dimana negara pengirim berhak untuk menarik kembali diplomatnya apabila medan diplomasi dianggap membahayakan.
Dalam menjalankan diplomasi nabi Isa lebih menggunakan diplomasi persuasif, yang mana lebih menekankan komunikasi dan mengajak bangsa Israel untuk bertauhid. Namun, di akhir zaman nanti lebih kepada penyerangan atau perang yang mana nabi Isa akan diturunkan kembali oleh Allah untuk membunuh Dajjal dan Ya'juj Ma'juj.