Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hati-hati Menghakimi Kesehatan Mental Seseorang

11 Oktober 2019   11:55 Diperbarui: 11 Oktober 2019   12:13 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: trensdmap.com

Kemarin, bertepatan dengan tanggal 10 Oktober 2019, dalam setiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Dunia. Setelah ramai perbincangan terkait Arteria Dahlan, #WorldMentalHealthDay menjadi trending topic di twitter sebelum akhirnya "dikuasai" oleh Pak Wiranto, ISIS, Hanum Rais, dll. Artinya masyarakat dunia sepakat, bahwa persoalan kesehatan mental sangatlah penting untuk diperhatikan.

Selain untuk kembali mengingatkan, bahwa sehat itu bukan hanya urusan fisik semata melainkan juga psikis, Hari Kesehatan Mental Dunia adalah momentum untuk memberikan pengetahuan, penjelasan, dan kesadaran, bahwa isu kesehatan mental itu "berbicara" kita, berada di sekitar kita, ditemukan sehari-hari dalam kehidupan nyata. Dalam skala dan level tertentu, mungkin juga kita pernah mengalaminya.

Berbarengan dengan Hari Kesehatan Mental Dunia, sebelumnya, ruang audio-vidoal kita diramaikan dengan sebuah film yang menyadarkan banyak orang soal bahaya dari ketidak-sehatan mental sekaligus pentingnya memahami kesehatan mental dalam perspektif yang benar. Film Joker, ramai diperbincangkan. 

Di dunia nyata maupun di media sosial. Ada perspektif kesehatan mental yang kita temukan sekaligus risiko yang bisa ditimbulkan. Wajar kalau film ini kemudian menuai kontroversi, setidaknya tidak disarankan bagi golongan usia tidak dewasa, apalagi anak-anak.

Kesehatan mental seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia memperlakukan diri dan lingkungannya secara baik dan benar. Merujuk pada definisi yang tertera dalam Undang-undang, kesehatan jiwa/mental yang baik ialah kondisi di mana individu berkembang dan menyadari kemampuannya, bisa mengatasi tekanan, bekerja secara peoduktif dan memberi kontribusi bagi komunitasnya.

Kita menyebutnya dengan perilaku normal, karena adanya kesadaran akan diri dan lingkungannya. Orang-orang yang terindikasi atau penderita gangguan kesehatan mental adalah mereka yang tidak mampu memperlakukan dirinya dan tidak bisa menghadapi lingkungannya dengan baik.

Ada tiga hal yang bisa menyebabkan kesehatan mental seseorang terganggu dan bermasalah, yaitu faktor perilaku dan kebiasaan sehari-hari, faktor lingkungan, dan faktor kelainan atau masalah pada otak. 

Setiap faktor itu menyebabkan masalah kejiwaan serta penanganan yang berbeda pula, di mana untuk faktor yang terakhir, selain membutuhkan peran psikolog, biasanya juga memerlukan rujukan psikiater karena merekalah yang memiliki kewenangan untuk memberikan rujukan dan rekomendasi obat tertentu sebab kalau masalah otak tidak cukup hanya dengan terapi psikologis saja.

Sebagai orang yang bertahun-tahun belajar psikologi, saya memiliki sedikit pengetahuan soal ini, tapi rasanya saya tak perlu menyebutkan satu persatu penyakit psikologis dan gangguan kejiwaan yang jumlah dan jenisnya itu banyak sekali, terutama soal sindrome, disorder, anxiety, kelainan seksual, fobia, dan berbagai istilah psikologi lainnya yang memerlukan pembahasan panjang.

Kita boleh khawatir soal kesehatan mental, bagaimana risiko-nya yang mengerikan, pada level tertentu, namun kesehatan mental bukanlah persoalan yang sederhana. Oleh penderita, kita disajikan sebuah perilaku aneh dan di luar nalar. Tapi sejatinya, ada pergulatan hebat dan besar yang terjadi dalam ranah psikologis penderita dan hal itu tak mudah diketahui. 

Ada kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan psikologis yang menghantui penderita yang tak mudah dijelaskan, kecuali oleh kelompok yang memang ahlinya. Mereka adalah psikolog, psikiater, dan ahli psikologi pada level tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun