Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa Sih, yang Dipikirkan Pejabat Saat di Toilet?

1 Oktober 2019   15:42 Diperbarui: 1 Oktober 2019   19:00 3858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin pertanyaan ini agak privasi yang keponya kebangetan atau ngapain, sih, nanya itu? Gak ada kerjaan banget! Tapi serius, ini adalah pertanyaan serius yang muncul saat sedang ngumpul dan membercandai hal-hal yang semula tidak serius hingga menjadi lebih serius, seperti: RUU KPK, RKUHP, demo mahasiswa dan pelajar, konflik kemanusiaan dan kerusuhan di Papua, serta beberapa kejadian dan kegaduhan yang akhir-akhir ini menimpa negeri kita tercinta ini.

Saya, dan mungkin kita, penasaran dengan apa yang sebenarnya dipikirkan para pejabat saat sedang di toilet.

Penggunaan diksi "toilet" adalah upaya memperhalus istilah karena yang dimaksudkan sebenarnya adalah "saat duduk manis membuang hajat alias be**k aka be*l atau sedang B*B, "nge-print", "merenung", dan apapun istilah lainnya yang semakna dengan itu". Toilet-nya pun toilet rumah, bukan di tempat umum yang mengharuskan segera selesai.

Pertanyaan ini muncul, barangkali, karena dua hal:

Pertama, dulu saya pernah mendengar dawuh dari salah seorang Guru, bahwa ada beberapa kondisi dan tempat di mana akal-pikiran menjadi lebih "terbuka", dan dua di antaranya adalah saat sedang shalat (ibadah) dan saat sedang di toilet. Saya tak ingin terlalu banyak mencocokkan statement itu dengan berbagai teori, tapi sampai sejauh ini saya masih mengamini, karena sering mengalami.

Saat sedang shalat, entah kenapa hal-hal yang dilupakan dan sulit sekali untuk di-recall saat sedang dibutuhkan, tiba-tiba muncul. Kita mungkin pernah, saat sedang shalat tiba-tiba menemukan semacam petunjuk dimana kita menaruh kunci yang tadinya susah dicari-cari atau uang yang entah diselipkan di mana. 

ilustasi: proposalkata.blogspot.com
ilustasi: proposalkata.blogspot.com
Kita mungkin pernah lupa untuk menceritakan sesuatu kepada seseorang, tapi ketika sedang shalat, hati bergumam, "Duh, tadi kan saya mau cerita itu ke dia". Bahkan, mungkin juga kita ingat kalau kompor dan air kran belum dimatikan, justru dalam shalat. Begitulah.

Soal pikiran yang lebih "terbuka" saat sedang shalat atau ibadah lainnya tentu dipengaruhi oleh variabel lain, seperti ketidakkhusukan dan tidak fokus. Shalat seadanya karena bacaan dan gerakannya sudah di luar kepala. 

Pada saat yang bersamaan, peran setan yang terus berusaha mengganggu manusia ketika sedang beribadah juga tak bisa dinafikan. Keduanya, tidak khusuk dan diganggu setan, menjadi jalan silang-sengkarutnya pikiran saat mestinya bercumbu dengan Tuhan, lalu mungkin berimbas pada "terbuka"nya hal-hal yang sebelumnya terlupakan.

Kemudian, kita mungkin juga pernah merasakan pikiran lebih "terbuka" saat sedang berada di toilet. Masuk ke toilet, lalu duduk asik, dan seketika itu juga pikiran kita langsung "terbuka" bersamaan dengan terbukanya katub untuk "nge-print". 

Selain mengingat hal-hal yang tadinya lupa, di toilet, pikiran kita bisa melambung dan berkelana kemana-mana: mulai dari mengingat masa lalu sekaligus merekayasa masa depan, soal cita-cita untuk menjadi orang besar, memimpikan kekayaan seperti Jeff Bezos, Bill Gates (atau minimalnya Hary Tanoe dan Chairul Tanjung), punya istri shalehah dan cantik, memiliki pengaruh dan bisa memberikan manfaat untuk banyak orang, mau haji dan umroh, dan berbagai "imajinasi liar" lain yang secara tiba-tiba muncul begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun