Mohon tunggu...
Mustaghfirien Analy
Mustaghfirien Analy Mohon Tunggu... -

Mustaghfirien. SH \r\nManager Tools PT Lexcorp Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Sengkuni Ala Amin Rais

9 Oktober 2014   00:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:49 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam cerita Wayang Mahabarata Sengkuni adalah Mahapatih sekali gus merangkap penasehat raja di Kerajaan Astina yang dikuasai keluarga Kurawa. Patih Sengkuni terkenal dengan prinsip hidupnya yang ekstrem “biarlah orang lain menderita yang penting hidupnya bahagia” Dengan prinsip hidup seperti itulah Sengkuni menjalani karirnya yang munafik, licin, licik, culas, hasut, penuh tipu muslihat.

Hebatnya pula, Sengkuni adalah pemilik ajian Pancasona, sebuah ilmu kedigdayaan yang membuatnya sakti madraguna, punya daya tarik, kebal terhadap segala jenis senjata, bahkan bila tubuhnya terputuspun tubuhnya bisa tersambung kembali. Maka jadilah Sengkuni sebagai sosok manusia jahat yang sulit ditaklukkan.

Mengingat cerita wayang adalah filsafat yang dikemas dalam kesenian, maka sosok Sengkuni dengan Ajian Pancasonanya hanyalah potret (gambaran) karakter manusia sepanjang masa. Dia adalah symbol kemunafikan, keserakahan, arogansi, dan keangkaramurkaan. Kapan pun dan dimana pun di dunia ini, manusia-manusia berkarakter Sengkuni akan selalu ada, bahkan di sekitar kita kini dan di sini.

Sengkuni adalah symbol sosok manusia cerdik-terdidik, cerdas dan pandai, trampil serta memiliki daya tarik (pesona). Itu sebabnya sosok seperti ini mudah meraih simpati, mendapat kepercayaan, dan gampang merekrut pengikut.

Cerita sengkuni diatas menarik untuk kita jadikan cerminan dalam proses demokratisasi yang sedang aktual yang dipertontonkan oleh para elit negeri ini, dari mulai pemilihan pilkada lewat DPRD, perebutan ketua DPR sampai perebutan Kursi Ketua MPR tadi malam. Dalang dari semua proses peristiwa politik dari A-Z tidak lain adalah Sengkuni

Amin Rais adalah seorang cendikiawan sekaligus politikus cerdik yang lihai dalam memainkan politik propaganda, mampu bertindak seperti binatang kancil yang pintar dan cerdik, Amien Rais jugasering menampilkan diri sebagai orang kritis dengan gaya bicara yang ceplas ceplos tanpa ragu dan tedeng aling-aling, pandai memerankan dirinya sebagai binatang yang bisa mengendus hal-hal busuk yang ditutup-tutupi, dan menyampaikan hasil endusannya kepada masyarakat tanpa ragu. ini kesan yang tampaknya ingin ditampilkan oleh Amin Rais yang mengklaim diri sebagai tokoh reformasi, Amin Rais memainkan perannya ketika kondisi politik sedemikian entropik ( panas dan random), sehingga ia bisa menggeser-geser kekuatan. Amien Rais tak peduli lagi etika politik, ia bisa menjatuhkan dan menaikkan seseorang lewat kemampuannya melakukan utak atik kekuatan politik.

Tulisan Made Supriatma tentang Sikancil Amin Rais patut untuk dibaca - Dengan kemenangan koalisinya di DPR dan MPR, Amien bisa mengklaim dirinya menjadi patriarch sebuah dinasti politik. Amien adalah pendiri PAN. Dia punya pengaruh terhadap Hatta Rajasa -- dan secara tidak langsung juga dengan Yudhoyono. Seorang anak Amien juga duduk di DPR mewakili PAN. Tapi tidak ada yang lebih penting dari kedudukan Zulkifli Hassan, mantan menteri kehutanan di bawah Yudhoyono, dan sekarang menjadi ketua MPR. Amien berbesanan dengan Zulkifli Hassan.

Posisi ini memberikan basis yang sangat kuat untuk Amien Rais sebagai 'king maker' dalam politik nasional. Dia akan sangat berperanan jika terjadi krisis politik. Dia dengan mudah mempengaruhi keluarga jauh-dekatnya ini jika ia ingin memakzulkan Jokowi. Nyatanya, dia memang pernah 'meramalkan' bahwa usia pemerintahan Jokowi hanya setahun.

Melihat apa yang pernah dia lakukan terhadap Megawati dan Gus Dur, saya kira Amien Rais kembali memiliki semua kartu bagus untuk menjadi king maker. Bahkan Prabowo tidak memiliki pengaruh sebesar Amien Rais. Dia telah terbukti sangat piawai memainkan 'micro politics,' memainkan percaturan politik di antara para elit.

Amien Rais sangat lemah dalam politik elektoral. Dia tidak pernah terpilih untuk jabatan publik kenegaraan. Dia memang pernah menjadi ketua Muhamadiyah dan pendiri PAN. Tapi itu bukan jabatan publik yang dimenangkan lewat kontestasi pemilihan yang pluralis. Secara eletoral dia tidak menarik. Itu barangkali yang menyebabkan dia lebih nyaman dalam sistem seperti sistem Orde Baru, dimana politik ditentukan lewat percaturan di antara para elit.

Itulah yang kita saksikan belakangan ini. Politicking, manuver, lobbying ... ketika situasi kritis, bahkan seorang politisi pun lari kepada keluarganya. Karena keluarga adalah orang-orang yang bisa dipercaya. Itulah sebabnya, Yudhoyono memasang anggota keluarganya di pucuk pimpinan DPR. Dan ... jangan lupa, Amien Rais juga memiliki semua ini. Bahkah yang paling lengkap”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun