Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Logika Dodo

4 Agustus 2018   20:35 Diperbarui: 4 Agustus 2018   20:46 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika kutanyakan kepada putra ketigaku (waktu masih kecil) mengapa ia mengeluarkan ikan dari Aquarium, seketika dia menjawab. "Kasihan, yah. Ikannya capek berenang".

Akupun tersenyum. Tidak memarahi. Bahkan tertawa.

Namun yang kukagumi. Dia memperhatikan ikan yang berenang setiap waktu. Entah malam. Entah siang. Upaya yang dilakukannya "membuktikannya" kecintaan dan kasihan kepada Ikan. Sebuah nurani yang tetap harus dimiliki seorang anak. Mengasah nurani dan rasa iba kepada makhluk sesame ciptaan.

Dengan rasa kasihannya yang melihat ikan terus berenang, Dodo berkeinginan agar ikan diangkat dari aquarium dan tidak berenang. Biar ikan "istirahat sejenak".

Pikiran anak-anak. Dunia anak-anak.

Selain memelihara ikan, Dodo juga senang bermain kucing. Tidak tanggung-tanggung nama kucingnya. Ada Alex. Seekor kucing yang lincah menangkap tikus. Entah beberapa kali tetangga sengaja meminjam Alex untuk mengejar tikus yang berlarian diloteng rumahnya.

Ada Putri. Seekor kucing tidak pernah menyantap ikan mentah. Sedari kecil memang diajarkan minum susu dan makan ikan yang dimasakkan.

Setiap jam makan, ekornya selalu mengibas-ngibas. Duduk sembari "tertib" menunggu dibawah meja makan. Sembari mendengarkan "suara" dari penggorengan yang memasak ikannya. Setelah makan biasanya, Putri Duduk tertib didepan televise. Menemani Dodo dan adiknya menonton kartun.

Adiknya, Lio pernah merawat kelinci dan burung. Setiap pulang sekolah selalu memberikan makan Kelinci sambil bercerita. Entah mengerti atau tidak sang Kelinci.

Namun dengan Lio, Kelinci "selalu patuh" dan jinak. Namun rasa sayang kepada Kelincinya kemudian membuat dia murung. Setelah sang kelinci mati, berhari-hari Lio murung dan susah diajak ngomong. Walaupun kemudian semakin besar dia mulai menyadari "Rasa sayangnya" kepada hewan, namun setelah kematian kelinci, praktis dia tidak mau lagi memelihara kelinci.

Dodo tidak salah. Namun Dodo tidak pernah meminta pendapat kakaknya atau ibunya (tabayyun) tentang "mengangkat" ikan dari aquarium. Pikiran Dodo ternyata justru membuat ikan menjadi mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun