Mohon tunggu...
Mus Lim
Mus Lim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pesta Demokrasi, Yang-Beruntung dan Yang-Gagal

5 Juli 2018   16:39 Diperbarui: 5 Juli 2018   16:41 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
blog-kumpulan-makalah.blogspot.com

Pilkada, Pileg, Pilpres atau pemilihan umum lainnya, adalah momentum untuk merayakan perdamaian dalam pesta demokrasi.

Semua pesta pasti menggembirakan, begitu pun dengan pesta demokrasi. Tak ada pesta yang merusak, kecuali pesta miras, sabu, sex dan segala hal negatif lainnya. 

Dua tahun ini, 2018 dan 2019, menjadi tahun-tahun yang menentukan bagi kekuasaan pemerintahan di Indonesia karena ada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

Sejatinya, dalam pesta demokrasi pasti ada pihak yang kalah maupun yang menang. Baik itu menang maupun kalah, masing-masing perlu untuk menyiapkan diri menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sehingga penting rasanya untuk mempersiapkan diri agar bisa berkompetisi dalam pilkada secara adil dan siap dengan kekalahan dan kemenangan.

Dengan menyiapkan diri dan mental, untuk menang maupun kalah, berarti jiwa demokrasi benar-benar telah terserap dalam diri masing-masing. Hal ini, tidak hanya berlaku untuk Paslon tapi juga untuk pendukung. Mengapa demikian? Agar hal-hal yang bisa menyebabkan konflik tidak terjadi dan persatuan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu usai Pemilu, dikuatkan pemahaman proses demokrasi yang kalah harus menerima, yang menang tidak bolehjumawa. Siapa saja Bupati, Walikota, Gubernur, Presiden yang jadi adalah pilihan rakyat yang harus didukung bersama.

Perlu juga disadari pemilu pada hakikatnya adalah sebuah proses yang belum berujung. Karena titik ujung proses ini adalah terciptanya masa depan bangsa baik, maju, adil, makmur, dan sejahtera. Jika itu telah tercapai barulah rakyat layak berpesta. Ya, seluruh rakyat, bukan sekadar segolongan pendukung dari calon yang kebetulan menang. Bukankah pemilu ini untuk masa depan seluruh rakyat? Maka dari itu, bagi pihak yang menang harus fokus pada visi dan misinya. Jangan sekali-kali menggunakan kekuasaan untuk berbuat seenaknya apalagi korupsi.

Terakhir saya berharap semoga pemilu  kali ini dan kedepannya bukan hanya pertarungan para politisi 'idiot' yang menghamba pada kekuasaan dan harta. Tapi pertarungan antara calon yang siap mengabdi untuk ddaerahnya masing-masing!

Salam hangat

Muslim 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun