"Udaranya di sini segar ya. Padahal jam 2 siang. Di kota besar, biasanya jam segini tuh gerah minta ampun.."
Celetukan tak tertahan seorang teman, ketika mendadak berkunjung ke rumah dan duduk di teras.
Halaman depan memang penuh tanaman serba hijau. Satu pohon mangga besar berada di tengah. Di sekitarnya berderet pohon durian, alpukat, srikaya.
Satu tingkat di bawah kanopi pohon buah tersebut, rimbunnya daun bumbu dapur seperti laos, jahe dan kunyit, serta beberapa pokok tanaman hias outdoor kuping gajah. Praktis jarang yang berwarna.
Menurut saya, rasa segar yang disebut teman tersebut, karena oksigen yang melimpah serta pandangan serba hijau kemana pun mata memandang.
Demikian juga suasana yang bisa kita temukan di Taman Rinjani Kota Selong, kabupaten Lombok Timur (Lotim), NTB. Kampung kelahiran saya. Taman kota yang dulunya, kalau tidak salah ingat, kompleks perkantoran.
Belakangan, hendak disulap menjadi Hutan Kota. Namun sepertinya karena keterbatasan lahan, istilah 'hutan' disesuaikan menjadi Taman Rinjani.
Tapi, sungguh. Saat masih membangun imaji sebagai hutan kota, pokok-pokok pohon besar relatif memang eksis dan cukup terjaga.
Jadi, ketika misal terjadi cuaca buruk berupa angin kencang disertai hujan lebat, antrian di lampu merah akan menyempatkan kita melihat beberapa pohon besar yang rubuh di lahan ini.