REALISME PENDIDIKAN DAN TOKOH-TOKOH REALISME PENDIDIKAN
A.Pengertian Realisme
Realisme adalah filsafat yang memandang realitas secara dualistik. Yang terdiri dari dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme merupakan perpaduan antara materialisme dan idealisme. Realisme dalam konteks memperoleh pengetahuan adalah bahwa pengetahuan diperoleh dari dua hal; yaitu observasi dan pengembangan pemikiran baru dari observasi yang dilakukan.
Jadi realisme pendidikan adalah filsafat pendidikan dimana suatu pengetahuan tidak hanya terletak pada objek tetapi juga subjek. Pendidikan akan berhasil jika antara pendidik dan anak didik memiliki keinginan dan persepsi pengetahuan yang sama.
Prinsip realisme dalam pendidikan:
1.Memberi perhatian terhadap peserta didik
2.Inisiatif pendidikan berada pada pendidik untuk menciptakan peserta didik yang dapat menguasai pengetahuan secara handal dan dapat dipercaya melalui disiplin moral dan mental.
B.Tokoh-Tokoh Realisme
1.Aristoteles
Aristoteles mengungkapkan bahwa sumber realita terdiri dari pengertian, dasar metafisika dan logika. Dan segala sesuatu adalah riil, terpisah dari alam pikiran karena ia memandang dunia dalam tema material.
2.Johan Amos Comenius
Johan Amos Comenius digolongkan dalam realisme religius. Ia mengemukakan bahwa pendidikan harus memberikan keselamatan dan kebahagian hidup abadi serta memberikan keadaan hidup yang sejahtera dan damai. Ia juga menyatakan bahwa pendidikan harus universal, seragam dari pendidikan paling rendah samapi pendidikan tinggi yang disesuaikan dengan derajatnya.
3.William Mc Gucken
Ia berpandangan moral realisme religius, William menggunakan akal dalam memahami moral dan ia menganggap bahwa hukum moral merupakan ciptaan Tuhan.
4.Francis Bacon
bacon merupakan seorang kritikus dalam ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ia menyatakan bahwa pada dasarnya para ahli ilmu itu salah karena mengabadikan kebenaran dan percobaan dimana hal itu merupakan metode untuk penelitian gejala alam
5.John Locke
John menduga realitas bebas merupakan perkembangan pengalaman sedangkan esensi realita materi penyelidikannya adalah pengalaman dan pengetahuan manusia. Intinya ia berkeyakinan bhawa kebenaran itu apabila didasarkan pada pengalaman indrawi yang bersifat induksi.