Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Netizen Sadis: Jaksa Fedrik Adhar Meninggal Dianggap Konspirasi, Karma, sampai "Gak Sengaja" Corona

17 Agustus 2020   23:46 Diperbarui: 18 Agustus 2020   00:08 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaksa Fedrik Adhar, sumber: kompas.com

Rakyat internet sering sepakat soal pemberantasan korupsi. Mereka selalu menolak segala bentuk pelemahan terhadap institusi independen KPK termasuk hukuman ringan terhadap pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.

Bukan terdakwa yang disorot bersama, melainkan jaksa penuntut umumnya. Yah, jaksa bernama Fedrik Adhar ini memberi hukuman ringan kepada dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan karena dianggap gak sengaja.

Bayangkan saja, subuh-subuh buta si terdakwa bangun hanya untuk menyiram air keras kepada Novel Baswedan yang baru pulang dari menunaikan ibadah salat Subuh di masjid komplek. Logikanya tentu tidak mungkin tidak sengaja karena banyak unsur kesengajaan yang dapat dibaca oleh murid SD sekalipun.

Di hari kemerdekaan RI (17/8), jaksa Fedrik Adhar dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Netizen yang mengetahui kabar tersebut lewat media sosial dan berita daring mengekpresikannya secara berbeda-beda.

Namun banyak netizen yang belum lupa soal pernyataan "gak sengaja" itu. Padahal saya sendiri awalnya tidak ngeh kalau jaksa Fedrik Adhar ini yang menuntut hukuman ringan terhadap terdakwa penyiraman air keras Novel Baswedan.

Saya baru tahu setelah membaca beritanya. Saya terkejut melihat beberapa ekspresi dari netizen-netizen maha benar ini.

Pertama, dianggap konspirasi. Kenapa setiap ada peristiwa selalu ada kata konspirasi? Apa tidak lelah dengan kata "konspirasi"?

Barangkali term konspirasi ini buntut dari kecewanya masyarakat terhadap ketidakadilan di dunia ini. Dan meninggalnya Fedrik Adhar pun dianggap konspirasi.

Ada yang beranggapan bahwa terdapat orang yang bermain-main atas kematian jaksa Fedrik supaya kasus Novel Baswedan tidak diungkit-ungkit lagi. Logika macam apa itu!

Kalau melihat berita sudah begitu jelas bahwa jaksa Fedrik Adhar meninggal karena penyakit komplikasi. Sempat di rawat di sebuah rumah sakit namun takdir berkata lain. Apa iya, penyakit komplikasi juga bagian dari cerita konspirasi itu?

Meskipun saya kurang setuju dengan pernyataan Fedrik Adhar soal "gak sengaja" sebelumnya, saya tidak akan langsung menjustifikasi konspirasi-konspirasi lagi sebagai landasan berpikir sebelum ada bukti jelas yang mengarah ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun