Mohon tunggu...
fxfelly murwito
fxfelly murwito Mohon Tunggu... -

bapak satu istri dan satu putri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lenggak-lenggok Canting di Perjalanan Sarinah

11 Oktober 2017   10:14 Diperbarui: 11 Oktober 2017   10:20 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Batik secara etimologi berasal dari kata emba (jawa) yang berarti menulis dan kata tik (jawa) yang berarti titik. Dalam kehidupan, batik bukan sekedar kain atau teknik mewarnai kain. Lebih dari itu batik merupakan gambar atau tulisan yang bertutur tentang kehidupan yang dimulai dari sebuah titik. Untuk menerakan titik yang kemudian menjadi tulis pada kain kehidupan dibutuhkan ketelitian dan kesabaran sehingga akan mendapatkan hasil sempurna. Tanpa kesabaran dan ketelitian pembuatnya maka kain batik akan kehilangan kekuatan magisnya.

Layaknya sebuah kehidupan The Journey of Sarinah tidak bisa dilepaskan dari filosofi batik dan batik sebagai wastra itu sendiri. Dan lilin pertama yang diterakan oleh Sarinah dalam perjalanan batiknya dimulai ketika pada tahun 1972 kala Sarinah membuka pusat perdagangan batik atau Batik Trade Center (BTC) di lantai IV. Secara khusus pengelolaan BTC pada waktu itu di serahkan kepada PT Batik Keris Indonesia.

Peresmian BTC tersebut dibarengi dengan acara Pekan Batik yang dibuka oleh Ibu Tien Soeharto. Acara tersebut, selain memperkenalkan berbagai produk batik juga dimeriahkan dengan lomba desain batik yang diikuti oleh tiga puluh dua peserta yang hasilnya diperagakan oleh 97 peragawan dan peragawati.

Uniknya, peserta tidak hanya datang dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri seperti Jepang (2), Hongkong (3), Singapura (5), Thailand (1), dan Amerika (2). Sedangkan nama-nama besar desainer Indonesia seperti Poppy Dharsono, Frans Daromes, Ida Royani, dan Emilia Contesa juga tercatat sebagai pesertanya. Lomba desain batik tersebut memperebutkan piala bergilir dari presiden dan piala tetap Ny. Tien Soeharto. Pekan batik Sarinah pertama ini juga menjadi cikal bakal Festival Batik Indonesia yang digelar pertama kali di tahun berikutnya dan lantai IV Sarinah menjadi saksinya.

Titik dan tulis yang diterakan oleh Sarinah tidak hanya mengangkat kembali batik ke permukaan tetapi juga barang-barang kerajinan tangan. Dan jika corak Sarinah kini masih terlihat sebagai show room kerajinan khas Indonesia, dari sinilah titik-titik lilin itu dimulai.

Perjalan batik Sarinah semakin mendunia ketika pada tahun 1975, masih di lantai IV, digelar Peragaan Kreasi Batik Couturieres de Paris. Pameran itu menampilkan karya perancang Paris seperti Nina-Ricci dan Jean Louis Sche.


Gaung diterimanya batik di dunia internasional terbukti saat kedatangan Ketua Komisi Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), FX Ortoli dan istrinya berkunjung ke Indonesia pada bulan September atau enam bulan setelah Peragaan Kreasi Batik Couturieres de Paris. Beberapa minggu sebelum kunjungan, rupanya Ny Ortoli sudah berangan-angan untuk membeli batik. Menurutnya, batik sudah lama dikenal dan saat itu sedang ramai-ramainya menjadi buah bibir di Eropa.

Lilin-lilin terus dilelehkan Sarinah di atas kain perjalanannya hingga saat ini. Berbagai terobosan tentang batik terus dilakukan, sebut saja Batik on Friday yang mulai diperkenalkan sejak September 2010. Ide ini berawal dari kantor-kantor yang mewajibkan para karyawannya untuk memakai batik di hari Jumat. Setiap pengunjung Sarinah yang memakai batik dan berbelanja akan mendapat diskon 20%.

Kemudian di akhir 2010, Sarinah meluncur sebuah ide cerdas lainnya yaitu ecobatik. Ecobatik merupakan pembuatan kain batik yang menggunakan bahan alami sehingga tidak ada limbah kimia yang dihasilkan dari proses pembuatan batik jenis ini. Dalam hal pewarnaannya pun ecobatik menggunakan tumbuh-tumbuhan dan buah yang di olah menjadi pasta warna. Memang warnanya menjadi tidak seterang batik pada umumnya. Namun seperti yang pernah di peragakan di Jakarta Fashion Weeks 2012, dengan warna yang kusam, ecobatik justru mendapat perhatian lebih pengamat model dunia.

Lenggak-lenggok canting dalam jejak-jejak yang ditorehkan dalam perjalanan Sarinah pasti menjalin sebuh kisah yang akan diceritakan saat ini. Dan kesabaran Sarinah dalam membuat titik-tulis di atas kain sejarahnya telah membuktikan bahwa batik dan Sarinah adalah sepasang kaki yang menari seperti canting ditangan pembatik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun