Mendapat kado, tentu banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengantin. Yang diundang juga sering bingung, apa yang harus dibungkus dan cocok untuk pengantin.Â
Jika kita kakak beradik, biasanya membeli hadiah bersama. Iuran bareng-bareng. Misal mengado alat masak tertentu dengan merk tertentu. Contoh membeli  kompor listrik dengan layar sentuh beserta perangkat pendukungnya.
Atau kita bersama-sama membungkus kado berupa buket  berisi uang yang ditata sedemikian rupa. Jumlahnya sesuai kesepakatan  kakak-adik dan saudara yang mau bergabung.
 Nanti pihak pembuat buket akan menghias  buket dan memberi kartu nama berisi nama-nama penyumbang. Kalau uang, mau jumlah besar atau rupiah kecil, tetap akan dipakai.
Zaman saya muda, belum ada kado berupa buket. Anak-anak sekarang menggunakan buket untuk kado pernikahan. Buket itu juga bisa berisi alat-alat mandi, alat-alat dapur, berkebun, memasak, atau hiasan bunga dari macam-macam  snack yang biasa dijual seribuan dalam bentuk sachetan
Banyak anak muda yang kini menekuni bidang buket. Ada juga yang menginginkan isi tertentu, agar tidak salah, pemesan membeli  segala bahan mentah. Nanti pihak rumah buket yang akan merancang model tatanan buket.
Pernah juga kami menerima kado yang tidak mungkin kami simpan karena kami sudah punya.  Semua itu akan bermanfaat  dengan label berbagi.
Teringat kado-kado itu bisa bermanfaat untuk doorpize 17-an, maka kami sudah mempunyai rencana memberikan ke panitia untuk doorprize jalan santai.
Tentu saja setelah semua bungkus dan kartu nama diambil. Diganti sesuai rencana penggunaan bungkus yang telah diatur panitia 17-an.
Kado khusus seperti kompor listrik layar sentuh tentu saja tidak masuk daftar  serah dorprize ke panitia jalan santai 17 an. He he he